Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Rabu, 05 Mei 2021

KERJASAMA BUNDA MARIA DENGAN TRITUNGGAL DALAM INKARNASI

 Dalam pola relasi intern antara Tiga Pribadi Ilahi, Bapalah yang “melahirkan” Putra dan dalam waktu Marialah yang dipanggil untuk melahirkan Yesus Kristus, Putra Allah. Dalam Inkarnasi Allah Bapa mengkomunikasikan kesuburan-Nya kepada Maria. Komunikasi ini membentuk sebuah relasi yang unik antara Allah Bapa dan Maria. Rencana Allah bagi keselamatan manusia dan dunia diaktualisasikan pertama kali dan secara istimewah dalam Maria, putri-Nya yang tercinta, buah pertama dari panggilan untuk mengambil bagian dalam kehidupan ilahi yang tampak dalam diri Yesus Kristus. Kedua, relasi antara Allah Putra dan Maria. “Allah Putra telah menjadi manusia demi keselamatan kita tetapi di dalam Maria dan oleh Maria” (BS 16). Dengan kata lain, Allah Putra telah memilih Maria “untuk menjadi ibu yang pantas bagi-Nya” (BS 243). “Allah Putra telah turun ke dalam rahim Maria yang murni sebagai Adam Baru ke dalam taman firdaus-Nya” (BS 18). Allah Putra tidak hanya menjadi manusia dalam dan melalui Maria tetapi juga mengkomunikasikan kepada Maria apa yang khas dari diri-Nya sebagai Putra dari Allah Bapa, yakni ketergantungannya pada Allah Bapa.[21] Yesus mengkomunikasikan diri-Nya kepada Maria sebagai Putra. Dalam Inkarnasi, Putra mengungkapkan ketergantungan-Nya kepada Bapa dalam dan melalui ketergantungan kepada Maria karena Dia hidup dalam Maria, bersatu dengan Maria melalui suatu ikatan cinta keputraan yang tak “terkatakan” secara tuntas.[22]. Ketergantungan Yesus pada Maria menurut Montfort tidak dihapahami sebatas ketergantungan dalam aspek “jasmaniah” tetapi lebih sebagai ketergantungan personal, dalam arti bahwa Yesus secara penuh menerima suatu ketergantungan personal seorang anak pada ibunya.[23] Putra mengkomunikasikan kepada Maria ketergantungan-Nya yang total kepada Allah. Komunikasih diri Allah Putra ini memungkinkan Maria menjadi Putri Allah Bapa. Dengan kata lain, Allah Putra mengkomunikasikan keputraan-Nya kepada Maria dan dengan demikian Maria memiliki sikap yang sama dalam relasinya dengan Allah Bapa. Ketiga, relasi Allah Roh Kudus dan Maria. Dalam Inkarnasi terwujudlah karya agung Roh Kudus, yaitu Allah-Manusia, Yesus Kristus. Karya agung ini merupakan buah kerja sama Roh Kudus dan Maria. “Allah Roh Kudus telah membentuk Yesus Kristus di dalam Maria, setelah lebih dahulu meminta persetujuan wanita ini” (BS 16).  Relasi antara Maria dan Roh Kudus ada pada level persekutuan cinta dan kerja sama. Allah Roh Kudus mengkomunikasikan dirinya kepada Maria sebagai Cinta yang mengikat Allah Bapa dan Allah Putra. Roh Kudus mengkomunikasikan dirinya kepada Maria sesuai dengan keunikannya itu, yakni mewujudkan “kesuburan” Allah Bapa dan “keputraan” Allah Putra dalam Inkarnasi. Jadi Maria mengambil bagian dalam karya Roh Kudus atau menjadi mempelai Roh Kudus dalam penjelmaan Allah Putra menjadi manusia. Karena itu Maria mengambil bagian dalam hidup Roh Kudus dengan cara yang sedemikian unik.