Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Kamis, 26 Januari 2017

DOA ROSARIO 7 DUKACITA MARIA

Kali ini saya tulis sebuah doa rosario yang baru saya pelajari beberapa minggu lalu, dan saya terjemahkan semampunya, tolong beri koreksi bagi yang lebih mengetahui.

Bentuk Rosario yang digunakan sbb :
Ada tujuh perisiwa yang disebut sebagai 7 Dukacita Maria, yakni peristiwa-peristiwa sbb :


  1. Nubuat Simeon (Luk 2:22-35)
  2. Mengungsi Ke Mesir (Mat 2:13-15)
  3. Kehilangan Yesus di Bait Allah (Luk 2:41-52)
  4. Maria bertemu Jesus di jalan menuju Kalvari (Luk 23:27-31)
  5. Maria berdiri di kaki Salib (Yoh 19:25-27)
  6. Maria Menerima Jenazah Jesus di Pangkuannya (Yoh 19:38-40)
  7. Jenazah Jesus di letakkan pada Makam(Yoh 19:41-42)
Dengan Gambar bisa dilihat sbb :


Bagaimana kita bisa mempraktekkannya ? Saya susun sbb :


Cara Berdoa Rosario Tujuh Dukacita Maria
    Berikut ini adalah uraian dari Rosario menakjubkan seperti yang diajarkannya kepada Marie-Claire di Kibeho sendiriDoa ini dapat dilakukan dengan lisan atau dalam  keheningan, pribadi atau bersama orang lain; kunci bagi para pendoa, lakukan refleksi dan meditasi dari lubuk hati kita yang dalam ... hal ini penting, ketika kita sampai  pada poin masing-masing dari Tujuh Dukacitasejenak  ambil waktu untuk merenungkan betapa besarnya penderitaan Maria. ..dan sadari betapa besar kasih Bunda kita.

Persiapan Doa:
    ---Doa Pembukaan:  
Tuhan, aku mempersembahkan Rosario ini bagi kemuliaan-Muagar aku dapat menghormati Bunda Yesus, Perawan Terberkati, sehingga aku dapat berbagi dan merenungkan penderitaan Yesus melalui penderitaan dirinya. Aku dengan rendah hati memohon kepada-Mu untuk memberikan pertobatan sejati bagi semua dosa-dosa yang telah kuperbuatdan mohon berilah aku kebijaksanaan, dan kerendahan hati.
  ---Doa tobat: Allah yang maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan mahabaik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku da tidak akan berbuat dosa lagi. Allah yang maha-murah, ampunilah aku, orang berdosa ini. Amin!

  ---Kemudian ucapkan 3 x Salam Maria:  lalu disambung dengan doa singkat berikut

Bersama airmata kasih sayang Dukacita Bunda kami dan untuk mempersembahkan paduan 
air mata kami dengan airmata-nya.
 
---Sebelum setiap misteri, Doakan: 
Bunda Kerahiman, ingatkan kami selalu pada derita Putera-mu, Jesus.


Dukacita Pertama: Nubuat Simeon (Luk 2:22-35)

"Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, (seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah"). Ada, imam tua Simeon memegang bayi Yesus di tangannya, dan Roh Kudus memenuhi hatinya. Simeon menyadari Yesus adalah Juruselamat yang telah dijanjikan dan menatangnya ke atas, berterima kasih pada Tuhan karena mengabulkan keinginannya untuk dapat hidup cukup lama agar melihat Mesias.

"
Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu," dia berkata… Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibuNya, " Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan (dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri), supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.
Perawan Terberkati tahu bahwa ia telah melahirkan Juruselamat umat manusia, dengan segera ia memahami dan menerima nubuat Simeon. Meskipun hatinya sangat tersentuh oleh kebaikan bayi Jesus dalam gendongannya, hatinya tetap terbebani dan susah, karena dia tahu apa yang tertulis tentang cobaan berat dan kematian yang harus dialami Puteranya Sang Juruselamat. Setiap kali ia menatap Puteranya, dia terus menerus ingat akan penderitaan yang harus ditanggung DIA, dan penderitaan-Nya itu melebur menjadi penderitaannya.

Doa: Bunda Maria terkasih, yang hatinya menderita karena terbebani kami , ajar kami untuk menanggung derita bersamamu dengan kasih, dan menerima seluruh derita Tuhan dan untuk menerima semua penderitaan Tuhan yang dianggap perlu bagi perjalanan hidup kami. Mari jalani penderitaan ini, hanya untuk diketahui Tuhan saja, sebagaimana engkau dan yang Yesus lakukan. Jangan memperlihatkan penderitaan kita pada dunia, sehingga lebih berguna untuk menebus dosa-dosa dunia. Engkau, Bunda, yang menderita bersama Penyelamat dunia, kami haturkan derita kami, dan penderitaan dunia, karena kami putera-puterimu. Satukan derita kami dengan dukacitamu dan semuanya bagi Tuhan Yesus Kristus, dan persembahkanlah kepada Allah Bapa.  Engkaulah Bunda terbesar bagi semua. 
(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)


Dukacita : Mengungsi Ke Mesir 
(Mat 2:13-15)

Hati Maria hancur dan pikirannya menjadi kalut ketika Yusuf menyampaikan pesan malaikat: bahwa mereka harus segera bangun dan melarikan diri ke Mesir karena Herodes ingin membunuh Yesus. Santa Perawan hampir tak memiliki waktu untuk memutuskan apa yang harus dibawa dan apa yang ditinggal; dia menggendong Bayi dan meninggalkan segala sesuatu yang lain, bergegas keluar mendahului Yusuf supaya mereka dapat segera pergi seperti yang Tuhan kehendaki. Kemudian dia berkata,”Meskipun Allah memiliki kuasa atas segala sesuatu, DIA menghendaki kita melarikan diri bersama Jesus, Putera-Nya. Tuhan akan menunjukkan jalan pada kita, dan kita akan tiba tanpa tertangkap oleh musuh." 
Karena Santa Perawan adalah Bunda Yesus, maka dia mencintai-Nya lebih dari orang lain. Hatinya sangat gundah saat melihat ketidaknyamanan bayinya, dan dia sangat menderita karena Yesus kedinginan dan menggigil. Sementara dia dan suaminya sangat lelah, mengantuk, dan kelaparan selama perjalanan jauh, Maria hanya memikirkan tentang keamanan dan kenyamanan dari Puteranya. Dia takut ditemukan tentara yang mendapat perintah membunuh Yesus karena dia sadar musuhnya masih di Betlehem. Hatinya tetap sedih selama pelarian ini. Dan diapun tahu kemana mereka sampai, tidak akan ada wajah ramah yang menyambut mereka.
Doa:  Bunda terkasih, yang menderita begitu banyak, beri kami keberanian hatimu. Doakanlah kami agar memiliki kekuatan, supaya kami dapat memiliki keberanian seperti engkau dan menerima kasih Allah yang menderita untuk hidup kami. Bantu kami agar dapat menerima penderitaan yang ditimpakan atas diri kami sendiri dan derita yang menimpa kami dan oranglain. Bunda Sorgawi, engkau, dalam persatuan dengan Jesus, murnikanlah penderitaan kami, sehingga kami dapat memuliakan Allah dan menyelamatkan jiwa kami. Amin.


(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)

Dukacita Ketiga: Kehilangan Yesus di Bait Allah 
(Luke 2:41-52)

Yesus adalah Putera Tunggal Allah, tetapi Dia juga anak Maria. Santa Perawan lebih mengasihi Jesus daripada dirinya sendiri, karena Dia Tuhan-nya. Dibandingkan dengan anak-anak lain, DIA yang paling unik karena Dia hidup sebagai Tuhan. Ketika Maria kehilangan Jesus dalam perjalanan pulang dari Yerusalem, dunianya menjadi luas dan sepi, dia merasakan tak akan sanggup hidup terus tanpa Dia. Betapa besar deritanya itu.(Dia merasakan sakit yang sama seperti kesakitan saat Jesus ditinggal para rasul-Nya saat masa Sengsara)

Sebagai Bunda Kudus, ia tampak cemas karena putera tercintanya, hatinya sakit. Dia menyalahkan dirinya sendiri, mengapa dia kurang memberi perhatian kepada-Nya. Namun itu bukan salahnya. Jesus tidak membutuhkan perlindungan seperti sebelumnya.

Apa yang benar-benar melukai Maria adalah bahwa Puteranya telah memutuskan untuk tinggal tanpa persetujuannya. Selama ini Jesus telah membuatnya senang dalam segala hal. Dia tidak pernah membuatnya kesal atau mengecewakan orangtuanya. Dia selalu melakukan apa yang diperlukan, karena itu, Maria tidak pernah menduga-Nya menjadi tidak taat.

Doa: Bunda terkasih, ajarkan kami untuk menerima semua penderitaan karena dosa-dosa kami dan supaya dapat menebus dosa seluruh dunia.
 



(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)

Dukacita Keempat: Maria bertemu Jesus di jalan menuju Kalvari 
(Luk 23:27-31)

Maria melihat Jesus memikul salib yang berat seorang diri—Salib yang digunakan untuk menyalib-Nya. Hal ini tidak mengejutkan Santa Perawan karena dia telah mengetahui kematian yang mendekati Tuhan kita. Mencatat bagaimana Puteranya telah menjadi lemah karena cambukan para prajurit, dia dipenuhi rasa nyeri karena penderitaan-Nya. Para prajurit bergegas mendorongnya, meskipun Dia sudah tidak memiliki kekuatan. Dia jatuh, kelelahan, tak mampu berdiri dengan kekuatan sendiri. Pada saat itu, mata Maria, yang begitu penuh kelembutan dan kasih sayang , bertemu pandang dengan pandangan Puteranya, yang penuh derita dan tertutup lumuran darah. Hati mereka berbagi beban derita; setiap kesakitan yang DIA rasakan, Maria rasakan juga. Mereka tahu tidak ada yang dapat dilakukan kecuali yakin dan percaya kepada Allah dan mempersembahkan penderitaan mereka kepada-Nya. Segala yang bisa dilakukan adalah meletakkan segala sesuatu di tangan Allah.
Doa: Bunda terkasih, yang diserang kesedihan, bantulah kami untuk menanggung 
penderitaan kami dengan berani dan kasih sehingga kami dapat meringankan derita-mu 
dan derita Yesus. Dalam melakukannya, mudah-mudahan kami memuliakan Allah
yang menganugerahkan engkau dan Jesus bagi umat  manusia.  
Ketika engkau menderita, ajari kami untuk menerima derita kami dengan diam-diam 
dan sabar. Berikanlah kepada kami rahmat kasih Tuhan dalam segala sesuatu. 
O Bunda Dukacita, yang paling menderita dari semua ibu, 
kasihanilah orang-orang berdosa di seluruh dunia.



(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)
Dukacita Kelima: Maria berdiri di kaki Salib 
(John 19:25-27)

Santa Perawan Maria terus mendaki gunung Kalvary, mengikuti dibelakang Jesus yang kesakitan dan menderita, ia diam-diam ikut menderita. Ia melihat-Nya berjalan sempoyongan dan terjatuh beberapa kali dengan salib-Nya, dan ia menyaksikan Puteranya dipukuli para prajurit yang menarik rambut-Nya agar berdiri dengan paksa. Meskipun IA tak bersalah, ketika IA mencapai puncak Kalvary, DIA dipaksa mengaku bersalah di depan kerumunan orang, sehingga mereka dapat menertawakan-Nya. Maria merasakan nyeri di hatinya bagi kesakitan dan penghinaan yang dialami Puteranya, terutama ketika para penyiksaNya memaksa Dia telanjang melepaskan semua penutup tubuhNya. Santa Perawan merasa sakit hati ketika melihat para tiran menyalibkan Puteranya dengan tubuh telanjang, mempermalukan-Nya hanya untuk memberikan kesempatan khalayak ramai bergembira dengan mengejek-Nya. (Jesus dan Maria merasa jauh merasa lebih malu diperlakukan seperti itu, dibandingkan jika orang biasa mengalaminya, karena Jesus dan Maria tanpa dosa dan kudus ).

Santa Perawan Maria merasakan kesakitan yang dialami Jesus ketika Jesus direbahkan di atas bantalan kayu Salib. Para pembunuh dengan tertawa-tawa  menghampiri-Nya dengan memperlihatkan paku dan palu. Mereka menduduki-Nya dengan berat badanya sehingga DIA tak dapat bergerak ketika menekankan tubuhNya ke kayu. Ketika palu dipukulkan ke paku yang diletakkan di tangan dan kakiNya, Maria merasakan hatinya berdesir : seakan paku itu menghujam dagingnya sebagaimana paku-paku itu menembus tubuh Puteranya. Maria merasakan hidupnya memudar.

Para prajurit mengangkat salib dan menjatuhkan ke lubang yang mereka gali, dengan sentakan keras yang disengaja, menyebabkan berat tubuh-Nya memberikan efek tarikan yang menyebabkan  daging-Nya terobek dari tulang.  Sakitnya seolah kedalam tubuh-Nya ditembak-kan kobaran api.

Jesus tersiksa selama tiga jam terpaku di atas salib, namun rasa sakit fisik-Nya tidak sebanding dengan rasa tersiksa yang ditanggungNya karena melihat penderitaan Bunda-Nya di bawah salibNya. Syukurlah, akhirnya DIA wafat.

Doa: Bunda terkasih, Ratu para martir, beri kami keberanian seperti yang kau alami dalam derita-mu sehingga kami dapat menggabungkan penderitaan kami dan derita-mu agar memberikan kemuliaan bagi Allah. Bantu kami dan umat Gereja-Mu untuk dimampukan menjalankan seluruh perintah-Nya agar pengorbanan Tuhan kita tidak sia-sia, dan seluruh pendosa di dunia terselamatkan. Amin.


(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)
Dukacita Keenam: Maria Menerima Jenazah Jesus di Pangkuannya 
(John 19:38-40)

Sahabat Jesus, Joseph dan Nicodemus, menurunkan jenazah-Nya dari Salib dan meletakanNya pada pangkuan Santa Perawan. Kemudian Maria membersihkan-Nya dengan hormat dan kasih sebab ia ibuNya. Dia tahu lebih baik dari siapapun bahwa Dia adalah Allah yang menjelma dengan mengambil rupa manusia untuk menjadi juruselamat semua manusia. 
Maria dapat melihat luka mengerikan yang mengerikan pada tubuh Jesus akibat cambukan yang diterima karena Pilatus. Daging-Nya seperti di parut dan bergaris-garis besar pada bagian punggungNya. Seluruh tubuhNya terkoyak dengan luka yang menganga saling silang dari kepala hingga kaki. Maria mendapati bahwa luka akibat paku penyaliban tidak separah luka karena cambukan dan gesekan salib di bahu. Pikirannya dipenuhi rasa ngeri bahwa Puteranya berhasil membawa salib yang begitu berat, bahu-Nya koyak karena salib yang dipikul-Nya sepanjang jalan ke Kalvary. Dia melihat lingkaran darah akibat mahkota duri yang di dahi-Nya, dan dengan ngeri, menyadari begitu banyak duri yang menembus tengkorak-Nya sampai  dalam hingga menembus otak-Nya. Melihat kerusakan pada tubuh Puteranya, Bunda Suci tahu bahwa luka-lukanya yang menyebabkan kematian-Nya jauh lebih buruk dibandingkan  luka  siksaan yang dialami  penjahat keji sekalipun.
Selama ia membersihkan Tubuh-Nya yang rusak, ia membayangkan tahap-tahap hidup-Nya yang pendek, ingat saat pertama kali ia melihat BAYI-Nya yang elok yang dibaringkannya di palungan, dan kebersamaan mereka setiap hari, hingga saat ia memandikan Jenazah-Nya dengan hati tersayat.
Deritanya tiada henti selama mempersiapkan Anaknya dan Tuhannya untuk dimakamkan, namun dia penuh keberanian dan kuat, menjadi Ratu para Martir yang sejati.
Saat ia membasuh Anaknya dia berdoa agar setiap orang tahu kekayaan Surgawi dan memasuki Pintu Gerbang Sorga. Ia berdoa bagi setiap jiwa di dunia  untuk merangkul Kasih Allah, sehingga derita kematian Puteranya akan menguntungkan seluruh umat manusia dan tidak menjadi sia-sia. Maria berdoa bagi dunia ; dia berdoa bagi kita semua.
Doa: Kami berterima kasih, Bunda tercinta, untuk keberanianmu berada di dekat Anakmu saat sakratul maut dan menghibur-Nya di dekat Salib. Hingga Penyelamat kita menghembuskan nafas terakhir, engkau menjadi Bunda  yang menakjubkan bagi kami semua ; engkau menjadi Bunda Kudus bagi dunia. Kami tahu bahwa engkau mengasihi kami lebih dari orangtua kami dapat lakukan. Kami memohon agar engkau menjadi penasihat kami sebelum Pemahkotaan Kemurahan dan Berkat sehingga kami dapat sungguh menjadi anak-anakmu. Kami berterima kasih bagi Jesus , Penyelamat  dan Penebus kami, dan kami berterima kasih pada Jesus yang telah memberikan engkau kepada kami. Doakanlah kami, Bunda. Amin.


(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)

Dukacita Ketujuh: Jenazah Jesus di letakkan pada Makam 
(Yoh 19:41-42)

Kehidupan Santa Perawan Maria begitu erat terkait dengan Jesus sehingga baginya tidak ada lagi alas an untuk hidup lebih lama. Dia bersyukur atas kematiaan-Nya yang berarti mengakhiri penderitaan-Nya yang tak terkatakan. Bunda Dukacita kami, dengan bantuan St.Yohanes dan para wanita kudus, menempatkan dengan hormat Tubuh-Nya dalam Makam, dan dia meninggalkan-Nya. Dia pulang dengan menanggung kepedihan luar biasa dan dukacita mendalam; untuk pertama kalinya dia hidup tanpa DIA, dan rasa kesepian itu menjadi sumber baru untuk kepahitan dan kepedihan. Hatinya seolah mati sejak hati Anaknya berhenti berdenyut, namun dia tetap yakin bahwa Penyelamat kita akan segera dibangkitkan.

Doa: Bunda terkasih, yang terelok diantara semua ibu, Bunda Kerahiman, Bunda Yesus, dan Bunda kami semua, kami ini anak-anakmu dan meletakkan seluruh kepercayaan kami kepadamu. Ajarilah kami untuk melihat Allah dalam segala sesuatu dan semua keadaan, termasuk dalam derita-derita kami. Bantu kami untuk memahami pentingnya penderitaan, dan juga untuk memahami tujuan dari penderitaan kami sebagaimana yang dimaksudkan Tuhan.

Engkau sendiri yang dikandung dan dilahirkan tanpa dosa, yang dilindungi dari dosa, namun engkau lebih menderita dari orang lain. Engkau menerima penderitaan dan rasa sakit dengan kasih dan dengan  keberanian yang tak tertandingi. Engkau menyertai Anakmu mulai saat penangkapan sampai wafat-Nya. Engkau menderita bersama-Nya, merasakan setiap Kesakitan dan Siksaan yang dirasa-Nya. Engkau telah memenuhi Kehendak Allah Bapa; dan menuruti kehendak-Nya, engkau menjadi Bunda kami. Kami mohon padamu, Bunda yang baik, ajar kami untuk melakukan apa yang Yesus perbuat. Ajar kami untuk menerima salib kami dengan keberanian. Kami percaya padamu, Bunda Kerahiman, ajari kami untuk berkorban bagi seluruh pendosa di dunia. Tolong kami untuk mengikuti jejak langkah Puteramu, dan bahkan untuk menyerahkan nyawa bagi orang lain.



(Doakan 1 Bapa Kami dan 7 Salam Maria)

Penutup Doa

Ratu para Martir, hatimu begitu banyak menderita. Aku mohon, melalui manfaat air matamu yang tercurah dalam kengerian ini dan waktu dukacitamu, dapatkan bagiku dan seluruh pendosa di dunia anugerah ketulusan lengkap dan pertobatan. Amin.

Ucapkan, 3 kali: 

Maria yang dikandung tanpa dosa dan yang menderita bagi kami, doakanlah kami.
Doa Rosario ini, sebaiknya di doakan pada hari Selasa dan Jumat, hari lain dapat tetap menjalankan Rosario Biasa .

Salam

Senin, 09 Januari 2017

MAKAN TUBUH KRISTUS ??? EKARISTI DALAM KATOLIK.

Kali ini saya hanya mencoba menuliskan kembali pengetahuan yang saya dapat dengan membaca dan merenungkan tulisan-tulisan yang pernah saya baca, entah itu lewat www.ekaristi.org, www.katolisitas.org , buku-buku, pengalaman pribadi dan tulisan-tulisan lain.

Penulisan ini hanya untuk mencoba menangkap apa yang telah dibaca, dipelajari dan dialami pribadi, kalau ada kesalahan di sana-sini silakan di kritisi dan diluruskan, apalagi kalau membantu menambah pengetahuan dan mendorong ke kecintaan akan Ekaristi Kudus dan terutama Yesus Kristus, saya akan lebih bersyukur.

Saya di baptis dan menjadi katolik, saat saya di SMP, belajar agama selama setahun, di bawah bimbingan Pastoor van Dongen  di Paroki St. Michael Bandung. Dalam pengalaman menerima komuni, saya sungguh-sungguh meyakini, Hosti yang saya santap sebagai Tubuh Kristus. Berkaitan dengan komuni, saya memiliki pengalaman pribadi yang tak terlupakan sbb :
  • di suatu Misa, ketika sedang berlangsung komuni, 'saya melihat' seorang prodiakon tanpa sengaja menjatuhkan hosti kudus, dan karena bentuknya yang bundar, IA menggelinding ke suatu tempat. Anehnya, saya yang duduk dibangku belakang, dapat melihat  'begitu jelas dimana hosti itu tergeletak', maka saya ketika menyambut ke depan, setelah melewati tempat hosti tadi, saya pungut dan saya letakkan di lidah seperti, kalau saya menerima Tubuh Kristus. Pengalaman ini tak terlupakan dan terjadi sebelum saya membaca banyak di ekaristi.org ataupun dikatolisitas.org. Saya merasa sangat bersyukur pernah mengalaminya. Saya yakin, DIA tak ingin Tubuh-Nya tersia-sia dan terlantar karena sebuah kesalahan tak sengaja.
  • dalam Misa yang lain, saat komuni berlangsung, karena gedung kapel penuh, dan saya mendapat tempat di luar gedung yang bertenda, dimana umat sangat banyak, hujan waktu itu deras sekali, sehingga air hujan menggenangi lantai, seorang pro-diakon yang memberikan hosti, dengan tanpa sengaja menjatuhkan hosti kudus yang telah terkonsekrasi, jatuh ke air genangan itu. Tanpa pikir panjang saya juga memungut-Nya dan menyantap-Nya.
Pengalaman dua kali itu membuat saya merenung, apa yang membuat saya merespon peristiwa itu dengan cara itu ? Saya mengasihi Yesus. Saya memang meyakini apa yang telah di ajarkan Yesus dan Gereja Katolik, bahwa Hosti yang terkonsekrasi itu benar-benar Tubuh-Nya. Waktu itu saya belum tahu alasan yang tepat untuk menjelaskannya. Kejelasan itu muncul saat saya membaca sebuah situs katolik yang sangat baik (menurut saya), yaitu www.ekaristi.org dan diperkuat oleh tulisan-tulisan di situs lain www.katolisitas.org , APIK atau api katolik.

Tulisan-tulisan itu tidak gampang dimengerti karena berada di suasana yang sifatnya debat apologetik dan diskusi dalam tingkatan yang sulit (menurut saya yang tidak terlalu memahaminya). DeusVult, Tony dkk mengulasnya dengan menyertakan referensi-referensi (yang seperti ini jarang dilakukan orang-orang yang berdiskusi di forum serupa) dengan gaya lugas, to the point dan langsung, sehingga bagi orang yang belum 'terbiasa makan makanan keras' dapat saja membuat muka merah, atau minimal kuping memerah. Saya mengikutinya , tentu saja, dengan terpesona dan penuh gairah. Bagi saya 'rame banget' dan menyenangkan serta meneguhkan, walau terkadang, untuk memahaminya butuh membaca ulang, sekali, dua kali bahkan lebih. Dalam suasana yang lebih hangat dan 'lembut', tentu di www.katolisitas.org lebih 'nyaman', pak Steff dan bu Ingrid membawakan dengan bahasa yang lebih tenang, namun tetap konsisten dan tegas. Karena dua situs itu saya jadi bergairah untuk membaca-buku juga yang berkaitan dengan hal-hal tersebut.

Hasilnya ? saya bagikan dalam tulisan kali ini, saya copas dan saya tulis lagi berdasarkan gaya sendiri. Silakan kritisi jika saya melakukan kekeliruan, jangan lupa mengajarkan yang benarnya juga.

Sebelum memulai yang agak berat, saya akan membawakan dulu beberapa permasalahan umum sekitar komuni yang saya alami juga dan mungkin umat katolik lain juga alami, tanpa tahu, kita melakukan kekeliruan !!! .... :

  1. dalam sebuah re-treat bersama seorang Romo, saya pernah menerima komuni sbb : Romo memegang Hosti dan Anggur masing-masing di satu tangan, dan saya mengambil hati-hati sebuah hosti kemudian mencelupkannya ke dalam piala, dan ... menyantap Tubuh dan Darah Kristus. Hati terasa nyus... tetapi tenyata saya keliru ketika membaca bahwa : ...Instruksi VI tentang sejumlah hal yang perlu dilaksanakan ataupun dihindari berkaitan dengan Ekaristi kudus, Redemptionis Sacramentum  (RS, dan Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) menuliskan tentang penyambutan Komuni , misalnya RS 104    Umat yang menyambut, tidak diberi izin untuk mencelupkan sendiri hosti ke dalam piala; tidak boleh juga ia menerima hosti yang sudah dicelupkan itu pada tangannya….. dan ... PUMR 160     Umat tidak diperkenankan mengambil sendiri roti kudus atau piala, apalagi saling memberikannya antar mereka. Umat menyambut entah sambil berlutut atau sambil berdiri, sesuai dengan ketentuan Konferensi Uskup… bagaimana dengan anda ?
  2. dalam suatu misa pernikahan, saya mendapatkan pengalaman sbb... Romo memegang hosti kudus di tangan kiri, di sebelah kanannya berdiri seorang misdinar yang memegang piala berisi anggur, ketika saya menyambut,  sang Romo mengambil hosti dari piala di tangan kiri kemudian mencelupkan ke dalam piala berisi anggur di tangan misdinar dan meletakkan Tubuh dan darah Kristus itu ke dalam mulut saya.






langkah 1
langkah 2
langkah 3





langkah 4

Ternyata pengalaman ke dua, itulah salah satu pemberian dan penerimaan komuni dua rupa yang tepat dan benar !!! Nah, jika anda mengalami pada contoh  pertama, apa yang akan anda lakukan ? Menolak-Nya ? Jangan, terimalah dengan sikap yang tetap hormat. Namun apabila memungkinkan, silakan secara pribadi tunjukkan PUMR 160 dan RS 104 di atas, jangan di depan umum, datanglah secara pribadi kepada Romo, jangan bersikap menggurui, tetapi dengan bertanya pada beliau, apa yang dimaksud dengan PUMR tersebut atau RS yang bersangkutan. Mudah-mudahan berhasil guna, dan yang bersangkutan bisa menerima. Kalau tidak, ya berbesar hatilah. Doakan beliau.

Nah sekarang tibalah saatnya kita mencoba pemahaman, arti hosti dan anggur menurut Yesus dan Gereja kita.

Mari kita mulai dengan apa yang ditulis di Yoh 6 : 30 - 31


Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?

Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."

Dari ayat di atas, terlihat orang Yahudi menantang dan meminta tanda sambil menyombongkan diri bahwa mereka keturunan bangsa Yahudi yang mendapat perlakuan istimewa dari Allah melalui Nabi Musa, yakni diberi roti dari sorga (manna).

Yesus menjawab mereka di ayat berikutnya :


Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga, Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

Di sini Yesus menekankan kepada mereka, bahwa bukan Musa yang memberikan mereka manna, tetapi Allah. Dan lebih lanjut memberikan penekanan bahwa roti dari Allah, yang turun dari sorga itulah yang memberikan hidup kepada dunia. Roti yang seperti apa yang Yesus maksud ? atau roti apakah itu ? Apakah manna atau 'roti' yang lain. kita perhatikan lanjutan percakapan mereka.


Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."

Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.


Sampai di sini, jelas Yesus mengatakan DIA-lah roti hidup, bukan manna yang mereka maksud pada awal percakapan, dan Yesus juga mengatakan soal lapar dan haus dalam bentuk metapor, mereka semua memahaminya. Jadi saat itu, Yesus menyatakan bahwa DIALAH roti hidup, bukan manna seperti yang mereka ingini. Karena manna yang mereka maksud, bukanlah DIRI Yesus.

Selanjutnya, yang sering menjadi pertanyaan 'gereja lain', mengapa jelas-jelas yang diserahkan atau diterima dan disantap adalah 'berwujud roti tipis/hosti' , bisa-bisanya Gereja Katolik menyebutnya sungguh Tubuh Kristus ??? Apa itu tidak memberhalakan ? Karena itu Gereja Katolik disebut sesat?!

Sabar dulu, jangan langsung menuduh, soal mau percaya atau tidak itu terserah yang keberatan, tetapi umat katolik atau tepatnya Gereja Katolik memiliki penjelasan sbb :

Alasan Pertama : Berdasarkan Injil Yohanes 6 sbb

Yoh 6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 

Yoh 6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 

Yoh 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 

Yoh 6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 

Yoh 6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorgabukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah matiBarangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." 

Yoh 6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat. 

Yoh 6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata:"Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?" 

Yoh 6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? 

Yoh 6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? 

Yoh 6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. 

Yoh 6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. 

Yoh 6:65 Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya." 

Yoh 6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia

Yoh 6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak mau pergi juga?" 

Yoh 6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 

Yoh 6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." 

Yoh 6:70 Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." 

Yoh 6:71 Yang dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu. 

Dari rangkaian sabda Yesus di atas, sebenarnya yang mau disampaikan adalah :

  • Tubuh Yesus Kristus, benar-benar makanan (Yoh 6:55)
  • Darah Yesus Kristus , benar - benar minuman (Yoh 6:55)

Dan jangan lupa juga , ditegaskan juga :

  • yang makan Tubuh dan minum Darah-Nya, akan memiliki hidup kekal (Yoh 6:54),
  • yang makan Tubuh dan minum Darah-Nya, akan tinggal di dalam DIA (Yoh 6:56)
Agar menjadi jelas, rangkaian Sabda Yesus di atas perlu disandingkan dengan Sabda-Nya saat melakukan perjamuan terakhir hidupnya, di masa Paskah sbb:


Mrk 14:22Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."
Mrk 14:23Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.
Mrk 14:24Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Nah, jika kita perhatikan dengan saksama ayat-ayat di atas, bisa kita tarik kesimpulan sbb :

  • roti yang diberkatiNya dan dipecah-pecahNya : " ... inilah tubuh-Ku." (ayat 22)
  • cawan yang diucapi dengan ucapan syukur :" .... Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang ..."
Roti yang telah diberkati-Nya, adalah tubuh-Nya ; cawan (yang berisi anggur) yang telah diucapi syukur, adalah darah-Nya. Makanya Gereja Katolik mengimani, hosti dan anggur yang telah dikonsekrasi adalah benar-benar tubuh dan darah Yesus.

Di ayat Yoh 6:63 dikatakan : " Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.  Nah, di ayat ini seringkali 'gereja' tertentu yang mengatakan dan mengimani bahwa roti dan anggur perjamuan hanya simbol, mengatakan bahwa daging, tentu saja mengacu pada roti yang menjadi daging itu, tak berguna. Benarkah demikian? Mari kita simak penjelasan dari seorang Santo terkenal yang diakui oleh semua 'gereja'


Penjelasan/tulisan dari www.ekaristi.org oleh DeusVult , yang menterjemahkannya dari tulisan St. Agustinus sbb :

5. Kenapa, kalau begitu, Dia (Yesus) menambahkan? "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna." Marilah kita berkata kepadaNya (karena Ia mengijinkan kita, bukan untuk mengkontradiksikan (kata-kata) Nya, tapi berkeinginan untuk mengerti), Ya Tuhan, Guru yang bijaksana, dengan cara bagaimanakah daging tidak ada gunanya, padahal Engkau telah berkata, "Jikalau seorang manusia tidak makan dagingKu, dan minum darahKu, ia tidak hidup didalam Aku?" Atau apakah hidup tidak berarti? Dan kenapa kita menjadi apa kita ini, tapi kita boleh menerima hidup kekal, yang telah Engkau janjikan dengan dagingMu ? Jadi apakah artinya dengan "daging tidak berguna"? Daging memang tidak berguna, namun hanya dalam pengertian dimana mereka (para orang Yahudi di Injil Yohanes bab 6) mengertinya. Mereka memang mengerti tentang daging, seperti ketika [daging itu] dipotong kecil-kecil dari sebuah bangkai, atau ketika [daging] dijual [dalam potongan-potongan]; tapi tidak ketika digerakkan oleh Roh. Karenanya dikatakan bahwa "daging tidak berguna," dengan pengertian yang sama ketika seorang berkata bahwa "ilmu pengetahuan tidak berguna." Lalu, apakah kita kemudian membenci ilmu pengetahuan? Jauh dari itu! Dan apakah artinya "Ilmu pengetahuan tidak berguna"? Yaitu ilmu pengetahuan itu sendiri [memang tidak berguna bila] tanpa [disertai] cinta kasih. Karena itu Dia menambahkan, "namun cinta kasih akan menyempurnakannya." Karena itu tambahkanlah dalam pengetahuanmu itu cinta kasih, dan pengetahuan akan bermanfaat, bukan karena pengetahuan itu sendiri, tapi melalui cinta kasih. Juga sama halnya, "daging tidak berguna," yaitu ketika dalam rupa daging sendiri. Biarlah Roh ditambahkan kepada daging, seperti cinta kasih ditambahkan pada pengetahuan, maka daging akan sangat berguna. Karena bila daging tidak berguna, maka Firman tidak akan menjadi daging dan tinggal diantara kita. Jika melalui daging, Kristus telah mengajar kita, apakah daging tidak ada gunanya? Namun karena daging-lah Roh telah melakukan karya keselamatan bagi kita. Daging adalah wadahnya; pertimbangkanlah apa yang ditampung daging tersebut, bukan dagingnya sendiri. Para rasul telah diutus terlebih dahulu; apakah daging mereka tidak ada gunanya bagi kita? Kalau daging para rasul berguna bagi kita, apakah mungkin tubuh Tuhan sendiri tidak ada gunanya bagi kita? Karena dengan cara bagaimanakah suara Sang Firman diterima oleh kita kalau tidak melalui suara dari daging? Bagaimanakah tulisan sampai kepada kita? Semuanya adalah hasil karya daging, namun hanya bila roh menggerakkannya, seolah-olah daging adalah bagian darinya. Jika demikian perngertian "Roh-lah yang menggerakkan; daging sama sekali tidak berguna," adalah seperti mereka mengerti tentang daging, tapi tidak seperti aku memberi daging untuk dimakan.

9. Sehingga "Perkataan," kataNya (Yesus), "yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." Karena kami telah mengatakan, saudaraku, bahwa inilah yang telah diajarkan oleh Tuhan kita kepada kita yaitu dengan makan tubuhNya dan minum darahNya, bahwa kita akan tinggal didalam Dia dan Dia didalam kita. Namun kita tinggal didalam Dia ketika kita adalah anggota tubuhNya, dan Ia tinggal didalam kita ketika kita adalah KuilNya. Tapi agar kita boleh menjadi anggota tubuhNya, kesatuan mempersatukan kita bersama. Namun apakah lagi bila bukan kasih yang mempersatukan kita? Dan cinta kasih Allah, darimanakah itu asalnya? Tanyakan kepada sang rasul: "Cinta Kasih Allah," jawabnya,"dipancarkan keluar dari dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah diberikan kepada kita."


Maka dari itu "Rohlah yang memberi hidup," karena Roh-lah yang membuat anggota tubuh tersebut hidup. Roh juga tidak membuat angota tubuh hidup kecuali [dengan cara seperti] yang [kita] ketahui [terjadi dalam tubuh kita], yang juga digerakkan oleh Roh. Tapi oleh Roh yang ada didalam kamu, wahai manusia, yang dengannya membuat kamu disebut seorang manusia, apakah [Roh] itu akan menggerakkan anggota yang terpisah dari tubuhmu? Aku menyebut jiwamu sebagai rohmu. Jiwamu menggerakkan hanya anggota badan yang termasuk didalam tubuhmu; jikalau kamu memisahkannya salah satu [anggota tubuhmu, maka anggota tubuhmu] itu tidak lagi digerakkan oleh jiwamu, karena itu tidak bersatu lagi dengan tubuhmu. Ini semua dikatakan supaya kita mencintai persatuan dan takut akan perpecahan. Karena tidak ada yang begitu menakutkan bagi seorang Kristen kecuali dipisahkan dari tubuh Kristus. Karena jika ia terpisah dari tubuh Kristus, ia bukan lagi anggota Kristus; jika ia bukan lagi anggota Kristus, ia tidak lagi digerakkan oleh Roh Kristus. "Namun ketika manusia manapun," kata sang rasul, "tidak memiliki Roh Kristus, ia tidak termasuk didalamNya." "Sebab adalah Roh-lah yang menggerakkan; daging sama sekali tidak berguna.

"Perkataan yang telah aku ucapkan kepadamu adalah Roh dan Hidup." Apakah yang dimaksud dengan "adalah roh dan hidup"? Mereka harus dimengerti secara spiritual. Apakah kamu sudah mengartikannya secara spiritual? "Mereka adalah roh dan hidup." Apakah kamu mengartikannya secara jasmani? Begitu juga "adalah roh dan hidup," namun tidak demikian bagi kamu.


(Penjelasan DeusVult) dari www.ekaristi.org (saya gunakan warna biru untuk uraian dari DV)

Agak susah untuk dimengerti bukan?

Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

Pada prinsipnya apa yang dikatakan oleh Augustine adalah :
Ketika Yesus mengatakan, "Roh-lah yang memberikan hidup; daging sama sekali tidak berguna." Ia tahu bahwa mereka yang mendengarkannya berpikir tentang makan sepotong daging bagaikan makan potongan2 daging biasa dari suatu kerangka! Yesus mengerti apa yang mereka pikirkan dan Ia setuju. Daging dari suatu kerangka mahkluk yang telah mati tidak ada gunanya bagimu (tentu saja kamu tetap makan sesuatu, tapi hanya itu saja).

Namun roh-lah yang memberikan kehidupan kepada daging. Sama seperti tubuh kita adalah wadah yang kosong kalau roh kita meninggalkannya (kita menyebut ini : meninggal dunia). Dengan roh didalam kita, tubuh kita bisa berfungsi seperti seharusnya.

Yesus menambahkan kalimat terakhir, "Perkataan yang telah aku ucapkan kepadamu adalah Roh dan Hidup." Dengan ini Ia mengatakan bahwa kata-kata yang barusan Dia katakan, yaitu tentang makan tubuh-Nya dan minum darah-Nya, adalah roh dan kehidupan. Sehingga kita tidak boleh mengartikan tubuh-Nya (dan darah) sebagai daging (dan darah) biasa (maksudnya daging dan darah yang ditinggal roh). Kita harus mengerti bahwa tubuh-Nya (dan darah) adalah daging dengan rohNya (Kristus) di dalamnya. Karena ketika roh berada DIDALAM daging, daging bukan lagi sepotong daging yang dari suatu kerangka makhluk yang mati, namun sepotong daging yang punya sangat menguntungkan! Sehingga ketika kita makan tubuh-Nya, itu bukan seperti kita makan daging biasa. Didalam potongan tubuh Yesus terdapat ROHNYA!

Tidak seperti orang mati yang tubuhnya, hanya tubuh, tanpa roh, tubuh Yesus BERSATU dengan Roh-Nya selamanya!! Ketika kita menerima Komuni Suci, kita menerima tubuh dan darah, jiwa dan ke-ilahi-an [Kristus].

Ini adalah pengertian yang sempurna akan Yohanes 6:63 yang telah menjadi ganjalan bagi orang Protestan (kecuali Lutheran dan Anglikan) untuk sekian lamanya.



Kita diingatkan oleh Sabda-Nya: ”Bapa yang hidup telah mengutus Aku, Aku hidup dalam Bapa, barangsiapa makan tubuh-Ku akan hidup dalam Aku” (Yoh.5:57). Yesus memastikan bahwa kesatuan ini, yang dibandingkan-Nya dengan hidup Allah Tritunggal sungguh terwujud.


Ekaristi sungguh-sungguh perjamuan, Kristus mempersembahkan diri sebagai santapan. ”Sungguh Aku berkata kepadamu, bila kamu tidak makan Tubuh Putra Manusia dan minum Darah-Nya, kamu tidak memiliki hidup” ( Yoh 6:53). ”Tubuh-Ku adalah sungguh-sungguh makanan, Darah-Ku sungguh-sungguh minuman” (Yoh.6:55). Jadi ini bukan perlambang makanan.

Kiranya, tulisan ini bisa membantu untuk yang mau memahami iman katolik akan ekaristi dan penyambutan komuni, sungguh-sungguh kita menerima tubuh dan darah Tuhan kita Yesus Kristus.