Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Senin, 12 Desember 2016

RENUNGAN MENJELANG NATAL 2016

Untuk kesekian kali, bulan Desember menjelang. Masa Advent telah mencapai minggu yang ke tiga. Lantas apa yang menjadi pengisi batin dan hati kita dalam merayakan Lahir-Nya , DIA, Sang Juru selamat di tahun ini ? Menapaki jalan panggilan sebagai orang katolik, khususnya, bagi saya, terasa penuh dengan rasa malu. Sekian puluh tahun, anugerah-Nya, seakan terabaikan. Kapan Yesus, pengasihku, lahir di hati? Siapa yang menghantar Yesus ke dalam hati? Mengapa selama ini, aku mengisi, kasih-Nya dengan acuh tak acuh. Dimanakah kasih semula yang kupunyai? 

Terpikirlah bahwa, memperoleh Kristus Yesus di dunia ini, tak dapat lepas dari ingatan akan St. Perawan Maria dan St. Yosef.

St. Maria, mengandung Yesus, dari Roh Kudus. Maria seorang gadis muda yang murni, dia disiapkan dan dipilh Allah untuk tempat kediaman-Nya. Tentulah dia, seorang yang murni hati, murni tubuh dan murni jiwa raganya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus mencintai kemurnian diri, bagi orang yang mendambakan kebersamaan dengan-Nya.

Maka, bagi kita yang akan dan ingin menyambutnya secara istimewa, dibutuhkan pembersihan diri. Gereja kita, Gereja Katolik, memiliki sarana pembersihan ini, yakni sakramen pengakuan dosa. Jika kita ingin menerima-Nya dengan sebaik-baiknya, marilah kita bersama mempersiapkan diri kita dengan menjalankan sakramen ini sebaik-baiknya. Bagi kita pendosa ini, betapa tidak layaknya , memeluk dia dalam 'rahim' yang penuh dosa, tetapi KASIHNYA begitu besar pada kita, DIA menghampiri kita para pendosa, dan IA memberikan kita sarana memurnikan diri, mengapa? Karena IA ingin kita merangkul-Nya.

St. Yosef, dipilih menjadi 'ayah atau bapa Yesus', karena dia , seorang pria yang lurus hati, juga murni. Yang memiliki rahmat menjaga kekudusan St.Maria, seorang yang dengan sekuat tenaga melayani kebutuhan hidup istrinya dan anaknya Yesus. Yang pontang panting harus melakukan perjalanan ke Mesir ketika harus menyelamatkan puteranya karena terancam Herodes, yang membunuh anak-anak tak berdosa karena kelahiran Yesus. Yang di dalam kemiskinannya, sekuat daya mengupayakan makanan dan minuman bagi sang Penyelamat dan isterinya. Dia yang dengan segala daya seorang pria, bersungguh-sungguh menjadi suami dan ayah bagi keluarga kudus.

Maka, bagi kita yang akan menyambut Yesus secara istimewa, dalam masa adven ini, di dorong untuk memberikan makanan dan minuman, bagi 'bayi-bayi' dan 'ibu-ibu' disekitar kita, bukan dalam jumlah fantastis yang membuat orang berdecak kagum, melainkan dalam KASIH TULUS. Karena bisa jadi derma yang kita siapkan, kita siapkan bagi putera dan puteri kita sendiri di rumah, yang selama ini, barangkali, kita mencukupinya dengan materi semata, tetapi ... barangkali, sentuhan, pelukan, kecupan manis ... bisa jadi jarang kita berikan. Bagi masyarakat sekitar, masih banyak diantara kita yang semakin 'eksklusif' dan karenanya jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, mari kita mulai mengusahakan lagi bersosialisasi, tidak mudah, bisa juga di tolak, dicurigai ... atau dicemooh. Bagi fakir miskin, sediakanlah jumlah derma yang disiapkan dengan tulus.

Selamat menyambut, DIA, Sang Bayi Kudus, dalam diri yang dibersihkan, dan silih yang kita lakukan melalui derma tulus yang berbentuk perhatian dan sebagian rezeki kita.