Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Minggu, 28 Februari 2016

SIAPA PENDIRI GEREJA (Katolik)

Siapa yang mendirikan Gereja Katolik ? Jawabnya yaitu Yesus.

Dalam Mat 16 : 18  tertulis :

  And I tell you, you are Peter, and on this rock I will build my church, and the powers of death shall not prevail against it.

Dalam bahasa Indonesianya,

"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." 

Yesus dengan sangat jelas menyatakan hal itu, memulainya dengan 12 Rasul. Dan saat-saat sebelum kenaikkan-Nya ke Sorga, Dia berkata kepada Petrus.

Yoh 21:15-18

Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.”


Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.

Tiga kali Yesus meminta Petrus untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Setelah Yesus naik ke Sorga Petruslah yang ditugaskan untuk melanjutkan memimpin Gereja-Nya.









Sabtu, 13 Februari 2016

APA YANG PERLU DI SAAT PUASA MASA PRA-PASKAH 2016

Saya menemukan tulisan mengenai puasa yang baik di www.ekaristi.org oleh Rm. Ignatius I Sumarya sbb :

 “Apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu”

Selama masa Puasa bagi Umat Islam di Indonesia sering diambil kebijakan jam kerja di kantor/tempat kerja maupun jam belajar di sekolah dikurangi. Sementara itu setiap sore (jam buka puasa) di berbagai tempat seperti kantor pemerintah atau perusahaan diselenggarakan acara buka puasa bersama. Yang menarik bagi saya selama masa Puasa adalah hasil/produksi menurun dan konsumsi naik, bahkan anggaran belanja juga melebihi dari hari-hari biasa. Maka tidak mengherankan jika terjadi kenaikan harga bahan pokok serta inflasi. Sering kejahatan yang dilakukan oleh beberapa orang juga terjadi dengan alasan untuk mencari beaya pesta di hari kemenangan/Hari Raya Idul Fitri yang akan datang. Padahal hemat saya puasa bertujuan untuk mendekatkan diri pada Allah dan sesama serta meningkatkan semangat kerja dan pelayanan. Maka baiklah mengawali Masa Puasa/Prapaskah atau Masa Retret Agung Umat ini kami ajak merenungkan bacaan-bacaan hari ini.

"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat6:16-18)

Ignatius Loyola menjelaskan maksud puasa atau lakutapa lahir sebagai berikut (lihat LR St.Ignatius Loyola no 87):

· Menyilih dasa-dosa lampau: Menyilih dosa berarti tidak melakukan dosa lagi dan kemudian bertindak ke yang lebih baik dengan penuh gairah atau semangat. Dengan kata lain memang orang yang bersangkutan tidak nampak kalau sedang berpuasa, karena bekerja lebih keras dan giat. Hidup dan kerja sehari-hari berjalan seperti biasa dan diharapkan lebih giat dari yang biasa tersebut.

· Mengalahkan diri, maksudnya: supaya nafsu taat kepada budi, dan semua kemampuan-kemampuan yang lebih rendah makin tunduk kepada yang lebih luhur: Dalam pemahaman psiko-religius hal ini kiranya berarti: jika cara bertindak kita saat ini masih pada tingkat psiko-phisik hendaknya naik menjadi tingkat psiko-sosial, dan jika saat ini pada tingkat psiko-sosial naik menjadi psiko-spiritual. Rasanya perjalanan harus sampai ke penghayatan psiko-spiritual, yang kurang lebih berarti semua cara bertindak kita dijiwai oleh iman atau spiritualitas/charisma atau visi-misi. Maka untuk itu rasanya di masa Tobat atau Retret Agung Umat ini kita baca dan renungkan dokumen-dokumen penting yang terkait dengan panggilan dan tugas perutusan kita, misalnya Konstitusi, Anggaran Dasar, Pedoman Hidup, Rumusan Visi-Misi organisasi, dst..

· Untuk mencari dan mendapatkan suatu rahmat atau anugerah, yang dikehendaki atau diinginkan: “Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu”, demikian sabda Yesus. Balasan dari Bapa di sorga adalah anugerah-anugerah yang berguna bagi keselamatan atau kebahagiaan hidup kita. Anugerah yang kita terima kiranya berbeda satu sama lain sesuai dengan panggilan dan tugas perutusan kita masing-masing. Bagi mereka yang sedang belajar berarti akan dianugerahi semangat atau gairah belajar, demikian juga bagi yang bekerja akan dianugerahi semangat atau gairah belajar. Kepada yang terpanggil: (1) suami-isteri akan memperoleh anugerah untuk semakin saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, (2) para anggota hidup bakti/religius akan dianugerahi rahmat untuk semakin setia dalam penghayatan kaul-kaul: keperawanan, kemiskinan dan ketaatan, (3) para imam akan dianugerahi rahmat untuk semakin melayani umat dalam menyalurkan berkat Allah kepada umat dan doa-doa umat kepada Allah. Rahmat atau anugerah tersebut akan kita peroleh jika kita melaksanakan puasa atau lakutapa/matiraga secara benar. Jika kita telah menerima rahmat atau anugerah tersebut marilah kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah dan secara konkret “jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah” tersebut.

“Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.” (2Kor6:1)

Orang yang telah menerima rahmat atau anugerah Allah rasanya senantiasa dalam keadaan gembira dan ceria, tidak muram mukanya. Maka melanjutkan catatan-catatan di atas dengan ini kami mengajak untuk berrefleksi sebagai berikut:

1). Mereka yang sedang bertugas belajar di sekolah atau perguruan tinggi kami ajak untuk sungguh belajar; tugas utama atau pokok anda adalah belajar. Di dalam belajar kiranya anda akan menghadapi hal-hal baru, sulit dan nampak tidak mungkin untuk diatasi atau dikerjakan. Hendaknya tidak mundur, frustrasi atau loyo, melainkan hadapi semuanya dengan gairah dan ceria. Ingat salah satu motto bapak Andrie Wongso ini : “Selama kita memiliki kemauan, keuletan, dan keteguhan hati, besi batangan pun bila digosok terus-menerus, pasti akan menjadi sebatang jarum.. Miliki keteguhan hati” . Belajarlah terus menerus agar anda terampil atau mahir belajar.

2). Mereka yang sedang bekerja, entah secara formal maupun informal, sebagai pegawai kantor atau wiraswasta, hendaknya sungguh bekerja secara efisien dan efektif. “Kegiatan manusia baik perorangan maupun kolektig, atau usaha besar-besaran itu sendiri, yang dari zaman ke zaman dikerahkan oleh banyak orang untuk memperbaiki kondisi-kondisi hidup mereka, memang sesuai dengan rencana Allah. Sebab manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah, menerima titahNya, supaya menaklukkan bumi beserta segala sesuatu yang terdapat padanya, serta menguasai dunia dalam keadilan dan kesucian” ( Vatikan II: GS no 34). Hendaknya dengan bekerja giat, bergairah dan ceria anda juga mewartakan keadilan serta semakin suci. Adil dalam kerja antara lain melaksanakan kewajiban dan menerima hak sesuai dengan tatanan atau aturan yang sungguh semakin memanusiakan manusia, “yang diciptakan menurut gambar Allah”. Suci berarti semakin dekat dengan, mengasihi dan dikasihi oleh Allah maupun sesama. Maka semakin berpengalaman dan terampil dalam bekerja hendaknya semakin banyak sahabat dan dikasihi oleh Allah dan sesama.

3). Para suami-isteri hendaknya semakin menyadari dan menghayati bahwa pasangan hidupnya, suami atau isteri, adalah anugerah/kado dari Allah. Sebagaimana kita menerima kado dari yang terkasih senantiasa menerima dan memperlakukan dengan penuh kasih, gembira dan ceria serta merawatnya dengan baik, demikian pula sikap kita terhadap pasangan hidup kita masing-masing.”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh…Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Ef5:22-23 ; Ef5:25-27)

4) Para imam, bruder dan suster atau yang hidup tidak menikah karena Kerajaan Allah, hendaknya dalam hidup dan cara bertindak semakin menghadirkan diri sebagai yang dirajai atau dikuasai oleh Allah. Hidup terpanggil ini sering disebut sebagai ‘penganten-penganten Yesus Kristus’ artinya menjadi sahabat-sahabat Yesus Kristus, maka baiklah sebagai Yesus bersabda : “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mat20:28), marilah kita sebagai sahabat-sahabatNya saling melayani dan mempersembahkan hidup kita demi keselamatan atau kebahagiaan banyak orang.

“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat”

(Mzm51:3-6a)

Jakarta, 21 Februari 2007
Tgl 20Feb2007 oleh Rm.I. Sumarya, S.J

RENUNGAN MASA PUASA, YESUS, MUSA DAN ELIA !!!

Ada yang menarik mengenai, Yesus, Musa dan Elia seperti yang terungkap pada Lukas 9 : 29 - 31

Luk 9:29Ketika Ia (Yesus) sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.
Luk 9:30Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
Luk 9:31Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.

Yesus yang sedang berdoa, kemudian menampakkan kemuliaan-Nya dan nampak bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Kenapa Musa dan Elia ? St. Agustinus dalam khotbahnya SERMO no 205 yang diucapkan pada awal masa puasa 40 hari :

.....Oleh sebab itu, Baik Musa, maupun Elia atau Tuhan sendiri telah berpuasa selama empatpuluh hari ......

ternyata ketiganya sama-sama mengalami dan mengadakan puasa selama empat puluh hari. dan tambahan menurut pengetahuan yang saya dapat : Elia diangkat ke Surga, Musa ... tidak diketemukan makamnya di dunia.... dan Yesus sendiri berasal dan kembali ke sorga. Ketiganya berada pada tempat yang sama ... dan ketiganya membicarakan tentang tujuan kepergian Yesus ke Yerusalem, untuk pengenapan misi-Nya.

Musa

Ulangan 34:5-8

34:5, Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
34:6, Dan dikuburkan- Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
34:7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
34:8, Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.

Elia

Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi n  dengan kuda berapi 1  memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga o  dalam angin badai. p 

 Yesus

Mrk 16:19. Setelah Tuhan (Yesus) bersabda demikian kepada mereka itu, maka terangkatlah Ia naik ke surga lalu duduk di sebelah kanan Allah.

Tiga orang yang dipersatukan karena karya Allah, yang sama-sama berpuasa empat puluh hari.

Musa :

Puasa Musa, 40 hari 40 malam tidak makan dan tidak minum (Kel 24:16 dan Kel 34:28)

Kel 34:28Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

Berdasar yang dicatat dalam Ulangan 9, Musa berpuasa 40 hari 40 malam selama TIGA KALI:

(1) Saat menerima  Kel 24:18.
Kel 24:18Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah ia di atas gunung itu empat puluh hari dan empat puluh malam lamanya.

(2) Setelah Musa tahu bahwa orang Israel menyembah anak lembu emas Ul 9:18; 10:10, Kel 34:28.

Ul 9:18Sesudah itu aku sujud di hadapan TUHAN, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, seperti yang pertama kali?roti tidak kumakan dan air tidak kuminum?karena segala dosa yang telah kamu perbuat, yakni kamu melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya.
Ul 10:10Maka aku ini berdiri di atas gunung seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat puluh malam lamanya, dan sekali inipun TUHAN mendengarkan aku: TUHAN tidak mau memusnahkan engkau.
Kel 34:28Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.

(3) Di tengah perjalanan orang Israel, saat Tuhan menyuruh orang Israel berangkat dari Kadesh-Barnea, rupa-rupanya Musa berpuasa sekali lagi Ulg 9:25. Peristiwa yang terakhir ini memang tidak dicatat di tempat yang lain.

Ul 9:25Maka aku sujud di hadapan TUHAN?empat puluh hari empat puluh malam lamanya aku sujud?,karena TUHAN telah berfirman akan memunahkan kamu,

Ada yang berpendapat bahwa puasa Musa dalam Ul 9:25 sebenarnya menerangkan peristiwa yang sama dengan puasa yang kedua Ul 9:18 (karena mulai Ulg 9:19-24 adalah penjelasan dari kekerasan hati bangsa Israel).

Mungkin inilah sebabnya sehingga ada yang menganggap 2 kali ada juga yang menganggap 3 kali.

Elia

Puasa Elia, 40 hari 40 malam berjalan kaki (1 Raj 19:8)

1raj 19:8Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
1raj 19:9Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Yesus

Puasa Yesus, 40 hari 40 malam tidak makan (Mat 4:2)

Mat 4:2Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Makanya, secara tidak langsung, peristiwa di atas mengingatkan kita untuk dapat berpuasa dengan baik dan sesuai anjuran Yesus dan Gereja-Nya. Yang berpuasa selama 40 hari tidak makan dan tidak minum, dalam kitab Suci yang tercatat di dalamnya memang hanya Musa, Elia dan Yesus ... dan masyarakat Niniwe yang di hukum Allah, yang karena puasa mereka, mereka di bebaskan !!!

Sebagai pelengkap, ada petunjuk pantang menurut St. Ignatius Loyola yang bisa kita pertimbangkan untuk dijalankan :

PATOKAN-PATOKAN UNTUK MENGATUR DIRI DALAM HAL MAKANAN

Patokan 1
 Pantang nasi tidaklah begitu perlu, karena bukan makanan yang biasanya begitu merangsang selera tak teratur atau menjadi godaan kuat, seperti makanan-makanan lainya

Patokan 2

Dalam hal minuman, agaknya lebih wajar diadakan pantang daripada makan nasi. Maka dari itu haruslah dilihat betul-betul yang bermanfaat supaya diambil dan yang merugikan supaya dijauhkan.

Patokan 3

Dalam hal makanan-makanan lainnya,  laku-pantang hendaknya dilaksanakan secermat-cermatnya dan seutuh-utuhnya, karena dalam hal ini selera lebih cepat menjadi tak teratur, dan godaannya lebih kuat. Untuk menghindarkan jangan sampai menjadi tak teratur dalam hal makanan, dapatlah dilaksanakan laku pantang dengan dua cara :
       a. membiasakan diri mengambil makanan yang kurang enak
       b.  mengambil sedikit saja, kalau makanannya lezat

Patokan 4

Asalkan menjaga jangan sampai jatuh sakit, makain banyak mengurangi yang normal, makin cepat orang akan mencapai ukuran tengah yang harus ditepati dalam hal makan dan minum. Ada dua alasannya :
   a. dengan usaha menyediakan diri semacam itu, kerapkali dapatlah ia lebih tajam merasakan
       pengertian batin, hiburan dan inspirasi ilahi, untuk menemukan ukuran tengah yang cocok
   b. jika orang melihat, bahwa oleh pantang sekeras itu, tenaga badan atau kesanggupannya untuk
       melakukan latihan-latihan rohani berkurang, maka mudahlah ia menentukan mana yang lebih
       berguna untuk memelihara tubuhnya.

Patokan 5

Pada waktu makan, menimbang-nimbang Kristus Tuhan kita, seolah-olah melihat DIA sedang bersantap bersama rasul-rasul Nya, bagaimana DIA makan minum, bagaimana DIA memandang, bagaimana DIA bicara, dan lalu bagaimana mencoba meneladanNya. Dengan demikian, budi terutama sibuk menimbang-nimbang Tuhan kita, dan tidak begitu memperhatikan soal pemeliharaan badan saja. Demikianlah orang merealisir persesuaian dan ketertiban yang lebih sempurna dalam cara bertindak dan memerintah dirinya sendiri.

Patokan 6

Selama makan , orang pun dapat menimbang-nimbang perkara lain, entah hidup orang-orang kudus, entah gagasan-gagasan saleh, atau tentang suatu tugas rohani yang dilaksanakannya. Karena dengan tercurahnya perhatian pada hal-hal ini, enak dan kepuasan indrawi atas makanan tubuh kurang terasa.

Patokan 7

Terlebih-lebih menjaga jangan sampai seluruh minat dipusatkan kepada apa yang dimakan, membiarkan dirinya dikuasai selera, tetapi hendaknya menguasai diri baik dalam cara makan, maupun dalam banyak sedikitnya yang dimakan.

Patokan 8

Untuk menghilangkan segala ketidak teraturan, sangatlah berguna, sesudah makan siang atau malam, atau pada saat lain, bila orang tak merasakan nafsu makan, menetapkan banyaknya makanan menurut kebutuhannya, untuk makan siang atau malam berikutnya; demikian selanjutnya setiap hari. Ukuran ini tak boleh dilanggar oleh karena nafsu makan atau pun oleh godaan apapun jua. Sebaliknya , untuk mengalahkan segala nafsu makan  yang tak teratur dan sekalian godaan musuh dengan lebih baik, jika orang di goda makan lebih banyak, hendaknya malahan makan kurang.

Semoga, catatan dan tulisan ini bisa membantu kita dalam masa puasa dan pantang selama masa pra-paskah dan sesudahnya.

Salam

Selasa, 09 Februari 2016

RENUNGAN HARI PERTAMA MASA PUASA PRA PASKAH 2016

SALAM dalam Damai Kristus,

Hari ini bacaan pertama di mulai dengan ayat : Yl. 2:12-18

"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hati-MU ..... Tuhan meminta kita mengarahkan seluruh keberadaan kita, umat-Nya, untuk mengarahkan diri , menghadap, berharap , meminta pengampunan, meminta berkat, dan ..... mendengarkan Dia..... JANGAN LUPA ......

                                    DENGAN SEGENAP HATIMU

Seruan dengan segenap hatimu, ini, meminta usaha kita yang total !!! Karena mengarahkan hati, dengan berbalik, artinya meminta kita untuk memutar perhatian kita dari gaya hidup sehari-hari untuk diri sendiri, menjadi .... gaya yang menanggapi panggilan Allah Bapa Tuhan kita... melalui Putra-Nya Yesus Kristus dan dijiwai oleh Roh Kudus !!!

Mari kita hari ini, pada hari Rabu Abu ini, memulainya dengan BERPUASA dan Pantang, dengan berpuasa maksudnya, hari ini kita hanya akan makan kenyang, satu kali, apa yang biasanya kita makan dan kita tidak makan, kita bagikan, sedekahkan untuk orang yang membutuhkan, jika uang atau makanan yang kita punya , jumlahnya sedikit, mari mulai kita kumpulkan, hingga sampai di hari kita bisa menyampaikannya pada orang yang membutuhkan atau dipersembahkan pada Gereja Kudus. Berpantanglah, tentukan apa yang menjadi fokus kita pada hari-hari biasa !!! Apakah kita selalu ingin menggunakan HP sepanjang hari, oke, lakukan tetap kegiatanmu, tapi kurangilah waktu penggunaan-nya .... kurangilah !!! untuk sebuah persembahan pada Yesus, gunakan waktu-mu untuk berdoa, dan menyadari keegoisan kita, ... dan menagislah dihadapan-Nya !!!

Mengaduhlah, jika amat sedih dan menderita hati kita, karena .... suami.... karena istri .... karena anak ....karena orangtua ... karena kekasih .... karena teman .... karena tetangga ..... karena desa ... karena kabupaten... karena kota .... dan karena NEGARA.

Dalam bacaan Injil Suci, juga bacaan di buka oleh Matius 6 : 1 - 6, ayat pertamanya mengatakan ....


Mat 6:1"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Hal-hal atau perhatian kita hari ini, adalah ajakan Tuhan, jadi semuanya akan kita lakukan dalam kegiatan yang menuju dan mengarah kepada-Nya, ... HANYA PERLU untuk fokus kepada-Nya ... hentikan keinginan pamer dan keinginan untuk mendapa pujian, karena IBADAHMU,   .... karena DIA telah memperingatkan kita.

       JANGAN MELAKUKAN KEWAJIBAN AGAMAMU ... UNTUK ... DILIHAT MEREKA

Marilah kita memohon kekuatan kepada-Nya, berdasarkan kerahiman-Nya, untuk mohon kekuatan agar kita semua berada pada jalan .... YANG ... di MAU-I -NYA.   Amin

Salam

Selamat berpantang dan berpuasa !