Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Kamis, 28 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 141

KGK Hari ke 141


TEKS-TEKS SINGKAT

973. Oleh "fiat", yang Maria ucapkan pada saat "Warta Gembira" dan yang dengannya ia memberi persetujuannya untuk misteri inkarnasi, ia sudah berperan serta dalam karya, yang akan diselesaikan Puteranya. Di mana saja Kristus berada sebagai Penebus dan Kepala Tubuh Mistik, di situ Maria berada sebagai Bunda.

974. Sesudah mengakhiri perjalanan kehidupannya di dunia ini, Perawan Maria tersuci diangkat dengan jiwa dan badan ke dalam kemuliaan surga, di mana ia sudah mengam-bil bagian dalam kemuliaan kebangkitan Puteranya dan dengan demikian mengantisi-pasi kebangkitan semua anggota Tubuh-Nya.

975. "Kami percaya bahwa Bunda Allah tersuci, Hawa yang baru, Bunda Gereja, melanjut-kan di dalam surga keibuannya terhadap anggota-anggota Kristus" (SPF 15).

Katekismus gereja Katolik Dalam Setahun - 140

KGK hari ke 140


PASAL 6 : MARIA - BUNDA KRISTUS, BUNDA GEREJA

963. Tentang peranan Perawan Maria dalam misteri Kristus dan Roh Kudus, sudah dibicarakan. Sekarang perlu kita renungkan tempatnya dalam misteri Gereja.
"Perawan Maria diakui dan dihormati sebagai Bunda Allah dan Bunda Penebus yang sesungguhnya ... Ia memang Bunda para anggota [Kristus]... karena dengan cinta kasih ia menyumbangkan kerja samanya, supaya dalam Gereja lahirlah kaum beriman, yang menjadi anggota Kepala itu (Agustinus, virg. 6)" (LG 53).

"Maria, Bunda Kristus, Bunda Gereja" (Paulus VI, Wejangan 21 Nopember 1964). 484, 507, 721, 726

I. * Maria Bunda Gereja

Bersatu sepenuhnya dengan Puteranya ....

964. Tugas Maria terhadap Gereja tidak bisa dipisahkan dari persatuannya dengan Kristus, tetapi langsung berasal darinya.
"Adapun persatuan Bunda dengan Puteranya dalam karya penyelamatan itu terungkap sejak saat Kristus dikandung oleh santa Perawan hingga wafat-Nya" (LG 57). Hubungan ini terutama tampak dalam saat sengsara-Nya.
"Demikianlah santa Perawan juga melangkah maju dalam penziarahan iman. Dengan setia ia mempertahankan persatuannya dengan Puteranya hingga di salib, ketika ia - sesuai dengan rencana Allah - berdiri di dekat-Nya. Di situlah ia menanggung penderitaan yang dahsyat bersama dengan Puteranya yang tunggal. Dengan hati keibuannya ia menggabungkan diri dengan kurban-Nya, dan penuh kasih menyetujui persembahan kurban yang dilahirkannya. Dan akhirnya oleh Yesus Kristus itu juga, menjelang wafat-Nya di kayu salib, ia dikaruniakan kepada murid menjadi Bundanya dengan kata-kata ini: Wanita, inilah anakmu (lih. Yoh 19:26-27)" (LG 58). 534, 618

965. Sesudah anaknya naik ke surga, Maria "menyertai Gereja pada awal mula dengan doa-doanya" (LG 69). Bersama dengan para Rasul dan beberapa wanita, "kita melihat pula Maria memohon anugerah Roh dengan doa-doanya, Roh yang sudah menaunginya di saat ia menerima warta gembira" (LG 59).
... juga dalam pengangkatannya ke surga ...

966. "Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut" (LG 59).1
Terangkatnya Perawan tersuci adalah satu keikutsertaan yang istimewa pada kebangkitan Puteranya dan satu antisipasi dari kebangkitan warga-warga Kristen yang lain.
"Pada waktu persalinan engkau tetap mempertahankan keperawananmu, pada waktu meninggal, engkau tidak meninggalkan dunia ini, ya Bunda Allah. Engkau telah kembali ke sumber kehidupan, engkau yang telah menerima Allah yang hidup dan yang akan membebaskan jiwa-jiwa kami dari kematian dengan doa-doamu" (Liturgi Bisantin, pada Pesta Kematian Maria 15 Agustus).
... ia adalah Bunda kita dalam tata rahmat

967. Karena ia menyetujui secara penuh dan utuh kehendak Bapa, karya penebusan Putera dan setiap dorongan Roh Kudus, maka Perawan Maria adalah contoh iman dan cinta bagi Gereja. Oleh karena itu, ia "adalah anggota Gereja yang maha unggul dan sangat khusus" (LG 53); ia tampil sebagai "citra Gereja" [ecclesiae typus] (LG 63).

968. Tugasnya terhadap Gereja dan seluruh umat manusia masih lebih besar lagi.
1 Bdk. Pengumuman dogma mengenai Maria diangkat ke surga oleh Paus Pius XII, 1950: DS 3903.

"Ia secara sungguh istimewa bekerja sama dengan karya Juru Selamat, dengan ketaatannya, iman, pengharapan, serta cinta kasihnya yang berkobar, untuk membaharui hidup adikodrati jiwa-jiwa. Oleh karena itu dalam tata rahmat ia menjadi Bunda kita" (LG 61).

969. "Adapun dalam tata rahmat itu peran Maria sebagai Bunda tiada hentinya terus berlangsung, sejak persetujuan yang dengan setia diberikannya pada saat Warta Gembira, dan yang tanpa ragu-ragu dipertahankannya di bawah salib, hingga penyempurnaan kekal semua para terpilih. Sebab sesudah diangkat ke surga, ia tidak meninggalkan peran yang membawa keselamatan itu, melainkan dengan aneka perantaraannya ia terus-menerus memperolehkan bagi kita karunia-karunia yang menghantar kepada keselamatan kekal... Oleh karena itu di dalam Gereja santa Perawan disapa dengan gelar: pengacara, pembantu, penolong, dan perantara" (LG 62).

970. "Adapun peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikit pun tidak menyuramkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan kekuatannya. Sebab segala pengaruh santa Perawan Maria yang menyelamatkan manusia... berasal dari kelimpahan pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu pada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya" (LG 60).
"Sebab tiada makhluk satu pun yang pernah dapat disejajarkan dengan Sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan (imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebaikan Allah dengan cara yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata dalam makhluk-makhluk, begitu pula satu-satunya pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada makhluk-makhluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya sumber" (LG 62).


II. * Penghormatan Perawan suci

971. "Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia" (Luk 1:48).
"Penghormatan Gereja untuk Perawan Maria tersuci termasuk dalam inti ibadat Kristen" (MC 56).
"Tepatlah bahwa ia dihormati oleh Gereja dengan kebaktian istimewa. Memang sejak zaman kuno santa Perawan dihormati dengan gelar "Bunda Allah"; dan dalam segala bahaya dan kebutuhan mereka umat beriman sambil berdoa mencari perlindungannya... Kebaktian Umat Allah terhadap Maria... meskipun bersifat istimewa, namun secara hakiki berbeda dengan bakti sembah sujud, yang dipersembahkan kepada Sabda yang menjelma seperti juga kepada Bapa dan Roh Kudus, lagi pula sangat mendukungnya" (LG 66).
Ia mendapat ungkapannya dalam pesta-pesta liturgi yang dikhususkan untuk Bunda Allah1 dan dalam doa marian - seperti doa rosario, yang merupakan "ringkasan seluruh Injil"2

III. * Maria – ikon eskatologis Gereja

972. Untuk mengakhiri pembicaraan mengenai Gereja, asalnya, perutusannya, dan tujuannya, kita tidak dapat berbuat yang lebih baik, daripada mengarahkan pandangan kepada
1 Bdk. SC 103.
2 Bdk. MC 42.

Maria. Padanya kita dapat merenungkan Gereja dalam misterinya, dalam "penziarahan imannya" dan dalam bentuknya pada akhir perjalanannya di tanah air. Di sana Gereja dinantikan Maria dalam kemuliaan "Tritunggal Mahakudus dan tak terbagi", "dalam persekutuan dengan semua orang kudus" (LG 69).
Gereja menghormatinya sebagai Bunda Tuhannya dan sebagai Bundanya sendiri:
"Sementara itu Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan dan jiwanya, dan menjadi citra serta awal Gereja yang harus mencapai kepenuhannya di masa yang akan datang. Begitu pula di dunia ini ia menyinari Umat Allah yang sedang mengembara sebagai tanda harapan yang pasti dan penghiburan, sampai tibalah hari Tuhan" (LG 68).

Selasa, 26 Februari 2013

Katekismus Gereja Katoik Dalam Setahun - 139

KGK Hari ke 139

Kali ini versi bahasa Inggrisnya tidak disertakan, karena yg bersangkutan merubah kebijakan, maka saya lanjutkan dengan versi bahasa Indonesia saja. Semoga tidak terganggu, bagi yang ingin teks dalam bahasa Inggris lengkap bisa mengirimkan email ke alamat email saya buanasaulus@gmail.com atau buanasaulus @yahoo.com.


TEKS-TEKS SINGKAT

960. Gereja adalah "persekutuan para kudus".
Ungkapan ini berarti pada tempat pertama persekutuan pada "hal-hal kudus " [sancta], terutama Ekaristi, yang olehnya "kesatuan para beriman, yang membentuk satu Tubuh dalam Kristus, dilambangkan dan diwujudkan " (LG 3).

961. Ungkapan ini berarti juga persekutuan antara "orang-orang kudus" [sancti] dalam Kristus, yang telah "wafat untuk semua orang"sehingga apa yang setiap orang lakukan atau derita dalam dan untuk Kristus, berguna bagi semua orang.

962. "Kita percaya akan persekutuan semua warga beriman Kristen:
- mereka yang berziarah di dunia ini;
- mereka, yang dimurnikan, setelah mengakhiri kehidupannya di dunia ini;
- dan mereka, yang menikmati kebahagiaan surgawi;
- semua mereka membentuk bersama-sama satu Gereja.

Kita percaya juga bahwa dalam persekutuan ini cinta kasih Allah dan orang-orang kudusnya selalu mengabulkan doa-doa kita" (SPF 30).

Senin, 25 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 138

KGK Hari ke 138

Versi Bahasa Indonesia


II. * Persekutuan Gereja di surga dan di bumi

954. Tiga status Gereja.
"Hingga saatnya Tuhan datang dalam keagungan-Nya beserta semua malaikat, dan saatnya segala sesuatu takluk kepada-Nya sesudah maut dihancurkan, ada di antara para murid-Nya, yang masih mengembara di dunia, dan ada yang telah meninggal dan mengalami penyucian, ada pula yang menikmati kemuliaan sambil memandang dengan jelas Allah Tritunggal sendiri sebagaimana ada-Nya" (LG 49).
"Tetapi kita semua, kendati pada taraf dan dengan cara yang berbeda, saling berhubungan dalam cinta kasih yang sama terhadap Allah dan sesama, dan melambungkan madah pujian yang sama ke hadirat Allah kita. Sebab semua orang, yang menjadi milik Kristus dan didiami oleh Roh-Nya, berpadu menjadi satu Gereja dan saling erat berhubungan dalam Dia" (LG 49).

955. "Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani" (LG 49).

956. Doa syafaat para kudus. "Sebab karena para penghuni surga bersatu lebih erat dengan Kristus, mereka lebih meneguhkan seluruh Gereja dalam kesuciannya; mereka menambah keagungan ibadat kepada Allah, yang dilaksanakan oleh Gereja di dunia; dan dengan pelbagai cara mereka membawa sumbangan bagi penyempurnaan pembangunan-nya. Sebab mereka, yang telah ditampung di tanah air dan menetap pada Tuhan, karena Dia, bersama Dia, dan dalam Dia, tidak pernah berhenti menjadi pengantara kita di hadirat Bapa, sambil mempersembahkan pahala-pahala, yang telah mereka peroleh di dunia, melalui Pengantara tunggal antara Allah dan manusia yakni: Kristus Yesus. Demikianlah kelemahan kita amat banyak dibantu oleh perhatian mereka sebagai saudara" (LG 49).
"Jangan menangis, sesudah saya mati saya akan lebih berguna bagi kamu dan akan menyokong kamu secara lebih baik daripada selama saya hidup" (Dominikus, dalam sakratul maut kepada sama saudara seserikat).2
"Saya akan mengisi kehidupan saya di surga dengan melakukan yang baik di dunia" (Teresia dari Anak Yesus, verba).

957. Persekutuan dengan para orang kudus.
"Kita merayakan kenangan para penghuni surga bukan hanya karena teladan mereka. Melainkan lebih supaya persatuan segenap Gereja dalam Roh diteguhkan dengan mengamalkan cinta kasih persaudaraan. Sebab seperti persekutuan kristiani antara para musafir mengantarkan kita untuk mendekati Kristus, begitu pula keikut-sertaan dengan para kudus menghubungkan kita dengan Kristus, yang bagaikan Sumber dan Kepala mengalirkan segala rahmat dan kehidupan Umat Allah sendiri" (LG 50).

1 Bdk. 1 Kor 10:24.
2 Bdk. Jordan dari Sachsen, lib. 93.

"Kita menyembah Kristus karena Ia adalah Putera Allah. Tetapi para saksi iman, kita kasihi sebagai murid dan peniru Tuhan dan karena penyerahan diri yang tidak ada tandingannya kepada raja dan guru mereka. Semoga kita juga menjadi teman dan sesama murid mereka" (Polikarpus, mart. 17).

958. Persekutuan dengan yang telah meninggal.
"Gereja kaum musafir menyadari sepenuhnya persekutuan dalam seluruh Tubuh Mistik Kristus itu. Sejak masa pertama agama kristiani, Gereja dengan sangat khidmat merayakan kenangan mereka yang telah meninggal. Dan karena inilah suatu pikiran yang mursyid dan saleh: mendoakan mereka yang meninggal supaya dilepaskan dari dosa-dosa mereka (2 Mak 12:45), maka Gereja juga mempersembahkan kurban-kurban silih bagi mereka" (LG50).
Doa kita untuk orang-orang yang sudah meninggal tidak hanya membantu mereka sendiri: Kalau mereka sudah dibantu, doa mereka pun akan berdaya guna bagi kita.

959. ...dalam keluarga Allah yang tunggal.
"Kita ini semua anak-anak Allah, dan merupakan satu keluarga dalam Kristus. Sementara kita saling mencintai dan serentak memuji Tritunggal Mahakudus, dan dengan demikian berhubungan seorang dengan yang lain, kita memenuhi panggilan Gereja yang terdalam ..." (LG 51).


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 138

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph5:The Communion of Saints (946 - 962)
II. THE COMMUNION OF THE CHURCH OF HEAVEN AND EARTH
954     The three states of the Church. "When the Lord comes in glory, and all his angels with him, death will be no more and all things will be subject to him. But at the present time some of his disciples are pilgrims on earth. Others have died and are being purified, while still others are in glory, contemplating 'in full light, God himself triune and one, exactly as he is"':
All of us, however, in varying degrees and in different ways share in the same charity towards God and our neighbors, and we all sing the one hymn of glory to our God. All, indeed, who are of Christ and who have his Spirit form one Church and in Christ cleave together.
955     "So it is that the union of the wayfarers with the brethren who sleep in the peace of Christ is in no way interrupted, but on the contrary, according to the constant faith of the Church, this union is reinforced by an exchange of spiritual goods."
956     The intercession of the saints. "Being more closely united to Christ, those who dwell in heaven fix the whole Church more firmly in holiness. ... They do not cease to intercede with the Father for us, as they proffer the merits which they acquired on earth through the one mediator between God and men, Christ Jesus . ... So by their fraternal concern is our weakness greatly helped."
Do not weep, for I shall be more useful to you after my death and I shall help you then more effectively than during my life.
I want to spend my heaven in doing good on earth.
957     Communion with the saints. "It is not merely by the title of example that we cherish the memory of those in heaven; we seek, rather, that by this devotion to the exercise of fraternal charity the union of the whole Church in the Spirit may be strengthened. Exactly as Christian communion among our fellow pilgrims brings us closer to Christ, so our communion with the saints joins us to Christ, from whom as from its fountain and head issues all grace, and the life of the People of God itself":
We worship Christ as God's Son; we love the martyrs as the Lord's disciples and imitators, and rightly so because of their matchless devotion towards their king and master. May we also be their companions and fellow disciples!
958     Communion with the dead. "In full consciousness of this communion of the whole Mystical Body of Jesus Christ, the Church in its pilgrim members, from the very earliest days of the Christian religion, has honored with great respect the memory of the dead; and 'because it is a holy and a wholesome thought to pray for the dead that they may be loosed from their sins' she offers her suffrages for them." Our prayer for them is capable not only of helping them, but also of making their intercession for us effective.
959     In the one family of God. "For if we continue to love one another and to join in praising the Most Holy Trinity — all of us who are sons of God and form one family in Christ — we will be faithful to the deepest vocation of the Church."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Minggu, 24 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 137

KGK Hari ke 137

Versi Bahasa Indonesia


PASAL 5 : PERSEKUTUAN PARA KUDUS

946. Sesudah pengakuan akan "Gereja Katolik yang kudus" menyusul dalam syahadat "persekutuan para kudus". Artikel iman ini dalam arti tertentu adalah pengembangan dari yang terdahulu: "Apa itu Gereja, kalau bukan perhimpunan semua orang kudus?" (Niketas, symb. 10). Persekutuan para kudus itu adalah Gereja.

947. "Karena semua kaum beriman membentuk satu Tubuh saja, maka harta milik dari yang satu disampaikan kepada yang lain... Dengan demikian orang harus percaya... bahwa di

1 Bdk. LG 36.

dalam Gereja ada pemilikan bersama... Yang paling utama dari semua anggota Gereja adalah Kristus, karena Ia adalah Kepala... Jadi milik Kristus dibagi-bagikan kepada semua anggota, dan pembagian ini terjadi oleh Sakramen-Sakramen Gereja" (Tomas Aqu., symb. 10). "Kesatuan Roh, yang olehnya [Gereja] dibimbing, mengakibatkan bahwa apa yang telah ia terima, menjadi milik bersama semua orang" (Catech. R. 1, 10, 24).

948. Ungkapan "persekutuan para kudus" dengan demikian mempunyai dua arti, yang berhubungan erat satu dengan yang lain: "Persekutuan dalam hal-hal kudus" [sancta] dan "persekutuan antara orang-orang kudus" [sancti].
Sancta sanctis, [yang kudus bagi orang-orang kudus] demikian selebran menyerukan dalam kebanyakan liturgi Gereja Timur, apabila ia mengangkat rupa-rupa kudus sebelum pembagian komuni. Umat beriman [sancti] diberi makan tubuh dan darah Kristus [sancta], supaya tumbuh dalam persekutuan [koinonia] Roh Kudus dan melanjutkannya ke dunia.

I. * Persekutuan dalam hal-hal rohani

949. Dalam umat perdana di Yerusalem para murid bertekun dalam "pengajaran para Rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" (Kis 2:42).
Persekutuan dalam iman. Iman orang beriman ialah iman Gereja yang diterima dari para Rasul, satu harta kehidupan yang menjadi lebih kaya lagi, kalau orang membagi-bagikannya.

950. Persekutuan dalam Sakramen-Sakramen. "Buah-buah semua Sakramen diperuntukkan bagi semua umat beriman; dan Sakramen-Sakramen itu bagaikan ikatan-ikatan kudus, yang menghubungkan umat beriman seerat-eratnya dengan Kristus; hal itu terutama berlaku untuk Pembaptisan, yang olehnya mereka masuk ke dalam Gereja seperti melalui pintu. Persekutuan para kudus harus dimengerti sebagai persekutuan dalam Sakramen-Sakramen... Walaupun nama itu [persekutuan] berlaku untuk semua Sakramen, karena mereka menghubungkan kita dengan Allah... namun ia lebih dikenakan kepada Ekaristi, karena ia mengakibatkan persekutuan ini" (Catech. R. 1, 10, 24).

951. Persekutuan dalam karisma-karisma. Dalam persekutuan Gereja, Roh Kudus membagi-bagikan "anugerah-Nya kepada tiap orang sekehendak hati-Nya, dan memberikan karunia khusus di antara umat dari berbagai tingkat", demi pembangunan Gereja (LG 12). "Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh untuk kepentingan bersama" (1 Kor 12:7).

952. "Segala sesuatu adalah milik mereka bersama" (Kis 4:32): "Seorang Kristen yang benar tidak mempunyai sesuatu apa pun, yang tidak ia anggap sebagai milik bersama dari semua orang; karena itu orang-orang Kristen harus selalu rela, meringankan kemalangan orang-orang yang berkekurangan" (Catech. R. 1, 10, 27). Seorang Kristen adalah bendahara harta pusaka Tuhan.1

953. Persekutuan dalam cinta. "Tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri" (Rm 14:7) dalam persekutuan para kudus. "Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersuka-cita. Kamu semua
1 Bdk. Luk 16:1.3.

adalah Tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya" (1 Kor 12:26-27). Cinta "tidak mencari keuntungan diri sendiri" (1 Kor 13:5).1 Perbuatan kita yang paling sederhana sekalipun, kalau dilakukan karena cinta, akan membawa keuntungan bagi semua orang. Ini terjadi dalam solidaritas dengan semua manusia, yang hidup dan mati, yang berdasarkan persekutuan para kudus. Tiap dosa merugikan persekutuan ini.


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 137

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph5:The Communion of Saints (946 - 962)
946     After confessing "the holy catholic Church," the Apostles' Creed adds "the communion of saints." In a certain sense this article is a further explanation of the preceding: "What is the Church if not the assembly of all the saints?" The communion of saints is the Church.
947     "Since all the faithful form one body, the good of each is communicated to the others. ... We must therefore believe that there exists a communion of goods in the Church. But the most important member is Christ, since he is the head. ... Therefore, the riches of Christ are communicated to all the members, through the sacraments." "As this Church is governed by one and the same Spirit, all the goods she has received necessarily become a common fund."
948     The term "communion of saints" therefore has two closely linked meanings: communion in holy things (sancta)" and "among holy persons (sancti)."
Sancta sanctis! ("God's holy gifts for God's holy people") is proclaimed by the celebrant in most Eastern liturgies during the elevation of the holy Gifts before the distribution of communion. The faithful (sancti) are fed by Christ's holy body and blood (sancta) to grow in the communion of the Holy Spirit (koinonia) and to communicate it to the world.
I. COMMUNION IN SPIRITUAL GOODS
949     In the primitive community of Jerusalem, the disciples "devoted themselves to the apostles' teaching and fellowship, to the breaking of the bread and the prayers."
Communion in the faith. The faith of the faithful is the faith of the Church, received from the apostles. Faith is a treasure of life which is enriched by being shared.
950     Communion of the sacraments. "The fruit of all the sacraments belongs to all the faithful. All the sacraments are sacred links uniting the faithful with one another and binding them to Jesus Christ, and above all Baptism, the gate by which we enter into the Church. The communion of saints must be understood as the communion of the sacraments. ... The name 'communion' can be applied to all of them, for they unite us to God. ... But this name is better suited to the Eucharist than to any other, because it is primarily the Eucharist that brings this communion about."
951     Communion of charisms. Within the communion of the Church, the Holy Spirit "distributes special graces among the faithful of every rank" for the building up of the Church. Now, "to each is given the manifestation of the Spirit for the common good."
952     "They had everything in common." "Everything the true Christian has is to be regarded as a good possessed in common with everyone else. All Christians should be ready and eager to come to the help of the needy ... and of their neighbors in want." A Christian is a steward of the Lord's goods.
953     Communion in charity. In the sanctorum communio, "None of us lives to himself, and none of us dies to himself." "If one member suffers, all suffer together; if one member is honored, all rejoice together. Now you are the body of Christ and individually members of it." "Charity does not insist on its own way." In this solidarity with all men, living or dead, which is founded on the communion of saints, the least of our acts done in charity redounds to the profit of all. Every sin harms this communion.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 136

KGK Hari ke 136

Versi Bahasa Indonesia


TEKS-TEKS SINGKAT

934. "Oleh penetapan ilahi, di antara orang-orang beriman kristiani dalam Gereja ada pelayan-pelayan rohani, yang dalam hukum juga disebut klerus; sedangkan yang lainnya disebut awam. Dari kedua belah pihak ada orang-orang beriman kristiani yang dengan mengikrarkan nasihat-nasihat Injili... dibaktikan kepada Allah dan bermanfaat bagi misi keselamatan Gereja" (CIC, can. 207 §1.2).

935. Untuk pewartaan iman dan pembangunan Kerajaan-Nya Kristus mengutus para Rasul-Nya dan para pengganti mereka. Ia mengikut-sertakan mereka dalam perutusan-Nya. Mereka menerima dari-Nya wewenang untuk bertindak atas nama pribadi-Nya.

936. Tuhan telah menetapkan santo Petrus sebagai dasar Gereja-Nya dan telah memberikan kepadanya kunci-kunci Gereja. Uskup Gereja Roma, pengganti santo Petrus, adalah "kepala dewan Uskup, wakil Kristus dan gembala Gereja universal" (CIC, can. 331).
1 Bdk. RM 69.

937. Paus "atas penetapan ilahi mempunyai kekuasaan tertinggi, sepenuhnya, langsung dan universal atas reksa jiwa-jiwa" (CD 2).

938. Para Uskup yang ditetapkan oleh Roh Kudus adalah pengganti-pengganti para Rasul. Mereka adalah "asas yang kelihatan dan dasar kesatuan dalam Gereja-gereja lokalnya" (LG 23).

939. Para Uskup mempunyai tugas mengajarkan iman secara murni, merayakan kebaktian, terutama Ekaristi, dan membimbing Gereja mereka sebagai gembala yang benar Dalam pada itu mereka dibantu oleh rekan kerjanya, para imam, dan oleh para diaken. Yang termasuk juga dalam tugas mereka ialah pemeliharaan Gereja-gereja bersama dan di bawah Paus.

940. "Karena ciri khas status hidup awam yakni: hidup di tengah masyarakat dan urusan-urusan duniawi, maka mereka dipanggil oleh Allah, untuk dijiwai semangat kristiani, ibarat ragi, menunaikan kerasulan mereka di dunia" (AA 2).

941. Para awam ikut serta dalam imamat Kristus. Semakin kuat dipersatukan dengan Dia, mereka mengembangkan rahmat Pembaptisan dan Penguatan dalam segala bidang kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan gerejani, dan dengan demikian melaksanakan panggilan kepada kekudusan yang disampaikan kepada semua orang yang telah dibaptis.

942. Berkat perutusannya sebagai nabi, para awam "dipanggil juga untuk dalam segalanya menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat manusia" (GS 43, 4).

943. Berkat perutusannya sebagai raja, para awam menerima kekuasaan, agar dengan penyangkalan diri dan kehidupan yang kudus, mengalahkan kerajaan dosa dalam dirinya sendiri dan dalam dunia.1

944. Ciri khas kehidupan yang dibaktikan kepada Allah ialah ikrar publik dari nasihat-nasihat Injil, kemiskinan, kemurnian dan ketaatan dalam status kehidupan tetap yang telah diakui oleh Gereja.

945. Orang beriman diserahkan kepada Allah yang dikasihinya di atas segala-galanya; sudah sejak Pembaptisan ia telah ditentukan untuk Allah. Dalam status kehidupan yang dibaktikan ini ia ditahbiskan lebih khusus lagi untuk pelayanan Allah dan kesejahteraan seluruh Gereja.


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 136

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
IN BRIEF
934     "Among the Christian faithful by divine institution there exist in the Church sacred ministers, who are also called clerics in law, and other Christian faithful who are also called laity." In both groups there are those Christian faithful who, professing the evangelical counsels, are consecrated to God and so serve the Church's saving mission (cf. CIC, can. 207 § 1, 2).
935     To proclaim the faith and to plant his reign, Christ sends his apostles and their successors. He gives them a share in his own mission. From him they receive the power to act in his person.
936     The Lord made St. Peter the visible foundation of his Church. He entrusted the keys of the Church to him. The bishop of the Church of Rome, successor to St. Peter, is "head of the college of bishops, the Vicar of Christ and Pastor of the universal Church on earth" (CIC, can. 331).
937     The Pope enjoys, by divine institution, "supreme, full, immediate, and universal power in the care of souls" (CD 2).
938     The Bishops, established by the Holy Spirit, succeed the apostles. They are "the visible source and foundation of unity in their own particular Churches" (LG 23).
939     Helped by the priests, their co-workers, and by the deacons, the bishops have the duty of authentically teaching the faith, celebrating divine worship, above all the Eucharist, and guiding their Churches as true pastors. Their responsibility also includes concern for all the Churches, with and under the Pope.
940     "The characteristic of the lay state being a life led in the midst of the world and of secular affairs, lay people are called by God to make of their apostolate, through the vigor of their Christian spirit, a leaven in the world" (AA 2 § 2).
941     Lay people share in Christ's priesthood: ever more united with him, they exhibit the grace of Baptism and Confirmation in all dimensions of their personal family, social and ecclesial lives, and so fulfill the call to holiness addressed to all the baptized.
942     By virtue of their prophetic mission, lay people "are called ... to be witnesses to Christ in all circumstances and at the very heart of the community of mankind" (GS 43 § 4).
943     By virtue of their kingly mission, lay people have the power to uproot the rule of sin within themselves and in the world, by their self-denial and holiness of life (cf. LG36).
944     The life consecrated to God is characterized by the public profession of the evangelical counsels of poverty, chastity, and obedience, in a stable state of life recognized by the Church.
945     Already destined for him through Baptism, the person who surrenders himself to the God he loves above all else thereby consecrates himself more intimately to God's service and to the good of the whole Church.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 135

KGK Hari ke 135

Versi Bahasa Indonesia


Lembaga Sekular

928. "Lembaga sekular ialah lembaga hidup bakti, di mana umat beriman kristiani yang hidup di dunia ramai mengusahakan kesempurnaan cinta kasih dan berusaha untuk melaksana-kan pengudusan dunia terutama dari dalam" (CIC, can. 710).

929. Oleh kehidupan "yang secara sempurna dan penuh terarah kepada kekudusan", (Pius XII., Konst. Ap. "Provida Mater") para anggota lembaga ini mengambil bagian dalam tugas penginjilan Gereja "di tengah masyarakat dan bagaikan dari dalam masyarakat", di mana kehadirannya bekerja sebagai "ragi" (PC 11). "Kesaksian kehidupan Kristen mereka" bermaksud untuk "menyelenggarakan urusan-urusan duniawi menurut kehendak Allah dan meresapi dunia dengan semangat Injil". Mereka menerima nasihat-nasihat Injil oleh ikatan-ikatan kudus dan memelihara persekutuan dan persaudaraan di antara mereka sesuai dengan cara hidupnya yang sekular (CIC, can. 713, §2).

Serikat-serikat kehidupan kerasulan

930. "Pada lembaga-lembaga hidup bakti ditambahkan serikat-serikat hidup kerasulan, yang anggota-anggotanya tanpa kaul religius mengejar tujuan kerasulan yang khas bagi serikat, dan dengan menghayati hidup persaudaraan dalam kebersamaan menurut gaya hidup khas mereka. Di antara serikat-serikat itu terdapat serikat-serikat yang anggota-anggotanya menghayati nasihat-nasihat Injili dengan suatu ikatan yang ditentukan dalam konstitusi" (CIC, can. 731 § 1 dan 2).

1 Bdk. UR 15.
2 Bdk. CIC, can. 573.
3 Bdk. CIC, can. 607.
4 Bdk. CD 33-35.
5 Bdk. CIC, can. 591.
6 Bdk. AG 18; 40.

Tahbisan dan perutusan: mengumumkan Raja yang akan datang

931. Orang berbakti kepada Allah, yang sudah menjadi milik Allah melalui Pembaptisan, menyerahkan diri seluruhnya kepada Allah, yang ia kasihi di atas segala sesuatu. Dengan demikian ia dibaktikan secara lebih dalam kepada pelayanan Allah dan ditentukan untuk kesejahteraan Gereja. Oleh status pembaktian kepada Allah, Gereja memberi kesaksian tentang Kristus dan menunjukkan bagaimana Roh Kudus bekerja di dalamnya secara mengagumkan. Mereka, yang mengikrarkan nasihat-nasihat Injil, pertama-tama mempunyai tugas supaya hidup sesuai dengan kebaktiannya. Tetapi "justru karena... membaktikan diri kepada pelayanan Gereja dengan pengudusan dirinya itu, [mereka] berkewajiban untuk berkarya secara khusus dalam kegiatan misioner, dengan cara yang khas bagi lembaga mereka sendiri" (CIC, can. 783).1

932. Di dalam Gereja yang bagaikan Sakramen, artinya tanda dan sarana kehidupan Allah, hidup bakti itu merupakan satu tanda khusus dari misteri penebusan. Mengikuti Kristus secara "lebih dekat lagi" dan mencontohi Dia, mewartakan penghampaan dirinya dengan "lebih jelas", berarti di dalam hati Kristus berada lebih dekat pada orang-orang semasanya. Karena, mereka yang berada di jalan yang lebih "sempit" ini menyemangati saudara-saudarinya melalui teladannya dan memberi "kesaksian yang cemerlang dan luhur bahwa dunia tidak dapat diubah dan dipersembahkan kepada Allah tanpa semangat Sabda Bahagia" (LG 31).

933. Apakah kesaksian ini diberikan secara publik (seperti dalam hidup membiara), secara privat atau tersembunyi – untuk semua orang yang mengabdikan diri, kedatangan Kristuslah asal dan petunjuk kehidupan mereka.
"Umat Allah tidak mempunyai kediaman tetap di sini, tetapi mencari kediaman yang akan datang. Maka status religius, yang lebih membebaskan para anggotanya dari keprihatinan-keprihatinan duniawi, juga lebih jelas memperlihatkan kepada semua orang beriman harta surgawi yang sudah hadir di dunia ini, memberi kesaksian akan hidup baru dan kekal yang diperoleh berkat penebusan Kristus, dan mewartakan kebangkitan yang akan datang serta kemuliaan Kerajaan Surgawi" (LG 44).


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 135

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
III. THE CONSECRATED LIFE
Secular institutes
928     "A secular institute is an institute of consecrated life in which the Christian faithful living in the world strive for the perfection of charity and work for the sanctification of the world especially from within."
929     By a "life perfectly and entirely consecrated to [such] sanctification," the members of these institutes share in the Church's task of evangelization, "in the world and from within the world," where their presence acts as "leaven in the world." "Their witness of a Christian life" aims "to order temporal things according to God and inform the world with the power of the gospel." They commit themselves to the evangelical counsels by sacred bonds and observe among themselves the communion and fellowship appropriate to their "particular secular way of life."
Societies of apostolic life
930     Alongside the different forms of consecrated life are "societies of apostolic life whose members without religious vows pursue the particular apostolic purpose of their society, and lead a life as brothers or sisters in common according to a particular manner of life, strive for the perfection of charity through the observance of the constitutions. Among these there are societies in which the members embrace the evangelical counsels" according to their constitutions.
Consecration and mission: proclaiming the King who is coming
931     Already dedicated to him through Baptism, the person who surrenders himself to the God he loves above all else thereby consecrates himself more intimately to God's service and to the good of the Church. By this state of life consecrated to God, the Church manifests Christ and shows us how the Holy Spirit acts so wonderfully in her. And so the first mission of those who profess the evangelical counsels is to live out their consecration. Moreover, "since members of institutes of consecrated life dedicate themselves through their consecration to the service of the Church they are obliged in a special manner to engage in missionary work, in accord with the character of the institute."
932     In the Church, which is like the sacrament — the sign and instrument — of God's own life, the consecrated life is seen as a special sign of the mystery of redemption. To follow and imitate Christ more nearly and to manifest more clearly his self-emptying is to be more deeply present to one's contemporaries, in the heart of Christ. For those who are on this "narrower" path encourage their brethren by their example, and bear striking witness "that the world cannot be transfigured and offered to God without the spirit of the beatitudes."
933     Whether their witness is public, as in the religious state, or less public, or even secret, Christ's coming remains for all those consecrated both the origin and rising sun of their life:
For the People of God has here no lasting city, ... [and this state] reveals more clearly to all believers the heavenly goods which are already present in this age, witnessing to the new and eternal life which we have acquired through the redemptive work of Christ and preluding our future resurrection and the glory of the heavenly kingdom.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Kamis, 21 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 134

KGK Hari ke 134

Versi Bahasa Indonesia


Perawan dalam hidup bakti

922. Sejak zaman para Rasul Tuhan telah memanggil perawan-perawan Kristen, untuk mengikat diri kepada-Nya secara tidak terbagi, dalam kebebasan hati, tubuh dan roh yang lebih besar.2 Dengan persetujuan Gereja mereka telah membuat keputusan agar hidup dalam status keperawanan "demi Kerajaan surga" (Mat 19:12).

923. Ada "kelompok perawan, yang menyatakan cita-cita suci untuk mengikuti Kristus secara lebih dekat, ditahbiskan oleh Uskup diosesan dengan upacara liturgi yang sudah disahkan, secara mistik dipersuntingkan dengan Kristus Putera Allah serta dibaktikan bagi pelayanan Gereja." (CIC, can. 604 §1). Oleh ritus penahbisan perawan yang meriah ini, "perawan ini menjadi pribadi yang ditahbiskan kepada Allah, suatu tanda yang menunjukkan cinta Gereja kepada Kristus dan suatu lambang tentang mempelai surgawi pada akhir zaman dan kehidupan yang akan datang (OCV praenotanda 1).

924. Status para perawan mendekati bentuk-bentuk hidup bakti yang lain. Ia mewajibkan wanita di dunia (ataupun suster) untuk hidup sesuai dengan statusnya, dengan karisma yang dianugerahkan kepadanya, untuk berdoa, bersilih, untuk melayani saudara dan saudarinya dan untuk merasul.3 "Agar memelihara niat mereka dengan lebih setia... para perawan tadi dapat membentuk perserikatan" (CIC, can. 604 §2).

1 Bdk. CIC, can. 605.
2 Bdk. 1 Kor 7:34-36.
3 Bdk. OCV praenotanda 2.

Kehidupan membiara

925. Kehidupan membiara muncul dalam abad-abad pertama kekristenan di Timur Tengah.1 Kehidupan itu dilangsungkan dalam institut-institut yang didirikan oleh Gereja secara kanonik.2 Ia berbeda dengan bentuk hidup bakti yang lain oleh penekanan pada ibadat, ikrar nasihat-nasihat Injil secara resmi, hidup dalam persekutuan persaudaraan dan kesaksian tentang persatuan Kristus dengan Gereja.3 1672
926. Kehidupan membiara termasuk misteri Gereja. Ia adalah satu karunia, yang Gereja terima dari Tuhannya dan yang ia serahkan kepada orang beriman, yang dipanggil dalam ikrar nasihat-nasihat Injil, sebagai bentuk kehidupan tetap. Dengan demikian Gereja dapat memberi kesaksian tentang Kristus dan mengenal diri sebagai mempelai Penebus. Kehidupan membiara dalam berbagai bentuknya harus menyatakan cinta Allah dalam bahasa zaman kita. 796

927. Semua biarawan-biarawati merupakan rekan kerja Uskup diosesan dalam tugasnya sebagai gembala,4 juga apabila mereka tidak langsung berada di bawah yurisdiksinya [exempt].5 Untuk menanamkan dan mengembangkan Gereja, maka sejak tahap awal evangelisasi perlu ada hidup membiara dalam segala bentuknya,6 "Sejarah membuktikan jasa-jasa besar keluarga-keluarga biara dalam penyebar-luasan iman dan pembentukan Gereja-gereja baru: mulai dari lembaga monastik kuno, ordo-ordo Abad Pertengahan, sampai kepada kongregasi-kongregasi zaman baru" (RM 69).


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 134

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
III. THE CONSECRATED LIFE
Consecrated virgins and widows
922     From apostolic times Christian virgins and widows, called by the Lord to cling only to him with greater freedom of heart, body, and spirit, have decided with the Church's approval to live in the respective status of virginity or perpetual chastity "for the sake of the Kingdom of heaven."
923     "Virgins who, committed to the holy plan of following Christ more closely, are consecrated to God by the diocesan bishop according to the approved liturgical rite, are betrothed mystically to Christ, the Son of God, and are dedicated to the service of the Church." By this solemn rite (Consecratio virginum), the virgin is "constituted ... a sacred person, a transcendent sign of the Church's love for Christ, and an eschatological image of this heavenly Bride of Christ and of the life to come."
924     "As with other forms of consecrated life," the order of virgins establishes the woman living in the world (or the nun) in prayer, penance, service of her brethren, and apostolic activity, according to the state of life and spiritual gifts given to her. Consecrated virgins can form themselves into associations to observe their commitment more faithfully.
Religious life
925     Religious life was born in the East during the first centuries of Christianity. Lived within institutes canonically erected by the Church, it is distinguished from other forms of consecrated life by its liturgical character, public profession of the evangelical counsels, fraternal life led in common, and witness given to the union of Christ with the Church.
926     Religious life derives from the mystery of the Church. It is a gift she has received from her Lord, a gift she offers as a stable way of life to the faithful called by God to profess the counsels. Thus, the Church can both show forth Christ and acknowledge herself to be the Savior's bride. Religious life in its various forms is called to signify the very charity of God in the language of our time.
927     All religious, whether exempt or not, take their place among the collaborators of the diocesan bishop in his pastoral duty. From the outset of the work of evangelization, the missionary "planting" and expansion of the Church require the presence of the religious life in all its forms. "History witnesses to the outstanding service rendered by religious families in the propagation of the faith and in the formation of new Churches: from the ancient monastic institutions to the medieval orders, all the way to the more recent congregations."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Rabu, 20 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 133

KGK hari ke 133

Versi Bahasa Indonesia


III. * "Hidup bakti"

914. "Meskipun status yang terwujudkan dengan pengikraran nasihat-nasihat Injil itu tidak termasuk susunan hierarkis Gereja, namun tidak dapat diceraikan dari kehidupan dan kesucian Gereja" (LG 44).
Nasihat-nasihat Injil, hidup berkaul

915. Nasihat-nasihat Injil dalam keaneka-ragamannya dianjurkan kepada setiap murid Kristus. Cinta sempurna, untuk mana semua umat beriman dipanggil, membawa untuk mereka yang secara bebas menerima panggilan untuk kehidupan berkaul, kewajiban, supaya hidup dalam kemurnian pantang nikah demi Kerajaan Allah, dan dalam kemiskinan dan ketaatan. Ikrar nasihat-nasihat ini dalam salah satu status kehidupan yang diakui Gereja menandakan hidup bakti.1

916. Jadi status kebiaraan merupakan semacam "penahbisan yang lebih dalam" yang berakar dalam Pembaptisan dan merupakan satu penyerahan total kepada Allah.2 Dalam hidup bakti ini umat beriman kristiani yang digerakkan oleh Roh Kudus, membuat niat supaya mengikuti Kristus secara lebih erat, menyerahkan diri kepada Allah tercinta dan sambil mengusahakan cinta sempurna dalam pelayanan Kerajaan Allah, mempratandakan dan mewartakan di dalam Gereja kemuliaan dunia yang akan datang.3

Pohon besar dengan banyak dahan

917. "Dengan demikian berkembanglah pelbagai bentuk kehidupan menyendiri maupun bersama, dan pelbagai keluarga, bagaikan pada pohon yang tumbuh di ladang Tuhan dari benih ilahi, dan yang secara ajaib telah banyak bercabang-cabang. Itu semua menambah jasa-sumbangan baik bagi kemajuan para anggotanya maupun bagi kesejahteraan seluruh Tubuh Kristus" (LG 43).

918. "Sejak awal mula Gereja terdapat pria dan wanita, yang dengan mengamalkan nasihat-nasihat Injil bermaksud mengikuti Kristus secara lebih bebas, dan meneladani-Nya dengan lebih setia. Dengan cara mereka masing-masing mereka menghayati hidup yang dibaktikan kepada Allah. Di antara mereka

1 Bdk. LG 42-43; PC 1.
2 Bdk. PC 5.
3 Bdk.CIC, can. 573.

banyaklah yang atas dorongan Roh Kudus hidup menyendiri atau mendirikan keluarga-keluarga religius. Dengan kewibawaannya Gereja dengan suka hati menyambut dan menyetujui cara hidup mereka" (PC 1).

919. Uskup-Uskup diosesan hendaknya berusaha supaya menemukan karunia-karunia baru hidup bakti yang dianugerahkan Roh Kudus kepada Gereja. Mengakui bentuk-bentuk baru kehidupan bakti ini adalah hak Tahta Suci.1

Kehidupan bertapa [eremit]

920. Juga apabila mereka tidak selalu mengikrarkan ketiga nasihat Injil secara publik, para pertapa, "dengan lebih menarik diri dari dunia ramai, dalam keheningan kesunyian, dalam doa dan tobat terus-menerus, mempersembahkan hidupnya demi pujian kepada Allah serta keselamatan dunia" (CIC, can. 603 §1).

921. Mereka menunjukkan kepada setiap orang inti dari misteri Gereja: keakraban pribadi dengan Kristus. Tersembunyi bagi mata manusia, kehidupan para pertapa merupakan khotbah Kristus secara diam-diam. Seorang pertapa menyerahkan kehidupannya secara penuh kepada Kristus, karena Ia adalah segala-galanya untuk dia. Menemukan kemuliaan Yang Tersalib di padang gurun, dalam perjuangan rohani itu adalah suatu panggilan Khusus.


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 133

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
III. THE CONSECRATED LIFE
914     "The state of life which is constituted by the profession of the evangelical counsels, while not entering into the hierarchical structure of the Church, belongs undeniably to her life and holiness."
Evangelical counsels, consecrated life
915     Christ proposes the evangelical counsels, in their great variety, to every disciple. The perfection of charity, to which all the faithful are called, entails for those who freely follow the call to consecrated life the obligation of practicing chastity in celibacy for the sake of the Kingdom, poverty and obedience. It is the profession of these counsels, within a permanent state of life recognized by the Church, that characterizes the life consecrated to God.
916     The state of consecrated life is thus one way of experiencing a "more intimate" consecration, rooted in Baptism and dedicated totally to God. In the consecrated life, Christ's faithful, moved by the Holy Spirit, propose to follow Christ more nearly, to give themselves to God who is loved above all and, pursuing the perfection of charity in the service of the Kingdom, to signify and proclaim in the Church the glory of the world to come.
One great tree, with many branches
917     "From the God-given seed of the counsels a wonderful and wide-spreading tree has grown up in the field of the Lord, branching out into various forms of the religious life lived in solitude or in community. Different religious families have come into existence in which spiritual resources are multiplied for the progress in holiness of their members and for the good of the entire Body of Christ."
918     From the very beginning of the Church there were men and women who set out to follow Christ with greater liberty, and to imitate him more closely, by practicing the evangelical counsels. They led lives dedicated to God, each in his own way. Many of them, under the inspiration of the Holy Spirit, became hermits or founded religious families. These the Church, by virtue of her authority, gladly accepted and approved.
919     Bishops will always strive to discern new gifts of consecrated life granted to the Church by the Holy Spirit; the approval of new forms of consecrated life is reserved to the Apostolic See.
The eremitic life
920     Without always professing the three evangelical counsels publicly, hermits "devote their life to the praise of God and salvation of the world through a stricter separation from the world, the silence of solitude and assiduous prayer and penance."
921     They manifest to everyone the interior aspect of the mystery of the Church, that is, personal intimacy with Christ. Hidden from the eyes of men, the life of the hermit is a silent preaching of the Lord, to whom he has surrendered his life simply because he is everything to him. Here is a particular call to find in the desert, in the thick of spiritual battle, the glory of the Crucified One.
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Selasa, 19 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 132

KGK Hari ke 132

Versi Bahasa Indonesia


Keikutsertaan mereka dalam jabatan Kristus sebagai raja

908. Oleh ketaatan-Nya sampai mati,5 Kristus telah memberi kepada murid-murid-Nya anugerah kebebasan rajawi, supaya mereka "dengan mengingkari diri serta hidup suci mengalahkan Kerajaan dosa dalam diri mereka sendiri" (LG 36).
"Barang siapa menaklukkan tubuhnya dan menjadi tuan atas jiwanya, tanpa membiarkan diri dibanjiri oleh nafsu-nafsu, ia dapat disebut raja, karena ia dapat menguasai pribadinya. Ia bebas dan tidak bergantung dan tidak membiarkan diri dikuasai oleh perhambaan dosa" (Ambrosius, psal. 118, 14, 30).

909. "Selain itu hendaklah kaum awam dengan kerjasama yang erat menyehatkan lembaga-lembaga dan kondisi-kondisi masyarakat, bila ada yang merangsang untuk berbuat dosa. Maksudnya yakni supaya itu semua disesuaikan dengan norma-norma keadilan, dan menunjang pengamalan keutamaan-keutamaan, bukan malahan merintanginya. Dengan demikian mereka meresapi kebudayaan dan kegiatan manusia dengan nilai moral" (LG 36).

910. "Kaum awam dapat juga merasa dirinya terpanggil atau dapat dipanggil, untuk bekeja sama dengan para gembala mereka dalam dalam melayani persekutuan gerejani, demi pertumbuhan dan kehidupan persekutuan itu. Dalam pada itu mereka dapat mengambil alih pelayanan yang sangat berbeda-beda, sesuai dengan rahmat dan karisma yang Tuhan anugerahkan kepada ereka (EN 73). 911. Di dalam Gereja "orang-orang beriman kristiani awam dapat diikut-sertakan [dalam pelaksanaan kuasa yurisdiksi] menurut hukum" (CIC, can. 129 §2). Misalnya mereka dapat mengambil bagian dalam konsili lokal6 dan sinode diosesan,7 menjadi anggota dewan pastoral,8 dapat turut serta dalam suatu tim pastoral paroki,9 dapat turut bekerja dalam dewan keuangan10 dan menjadi anggota pengadilan gerejani.11

1 Bdk. AG 15.
2 Bdk. CIC, cann. 774; 776; 780.
3 Bdk. CIC, can. 229.
4 Bdk. CIC, can. 823 §1.
5 Bdk. Flp 2:8-9.
6 CIC, can. 443 §4.
7 CIC, can. 463 §§ 1.2.
8 CIC, cann. 511; 536.
9 CIC, can. 517 §2.
10 CIC, cann. 492 §1; 536.
11 CIC, can. 1421 §2.

912. "Demi terlaksananya tata-keselamatan hendaklah kaum beriman belajar membedakan dengan cermat antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka selaku anggota Gereja, dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban mereka sebagai anggota masyarakat manusia. Hendaklah mereka berusaha memperpadukan keduanya secara selaras, dengan mengingat, bahwa dalam perkara duniawi mana pun mereka wajib menganut suara hati kristiani. Sebab tiada tindakan manusiawi satu pun, juga dalam urusan-urusan duniawi, yang dapat dilepaskan dari kedaulatan Allah" (LG 36).

913. "Demikianlah setiap orang awam, karena karunia-karunia yang diterimanya, menjadi saksi dan sarana hidup perutusan Gereja sendiri menurut ukuran anugerah Kristus (Ef 4:7)" (LG 33).


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 132

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
II. THE LAY FAITHFUL
Participation in Christ's kingly office
908     By his obedience unto death, Christ communicated to his disciples the gift of royal freedom, so that they might "by the self-abnegation of a holy life, overcome the reign of sin in themselves":
That man is rightly called a king who makes his own body an obedient subject and, by governing himself with suitable rigor, refuses to let his passions breed rebellion in his soul, for he exercises a kind of royal power over himself. And because he knows how to rule his own person as king, so too does he sit as its judge. He will not let himself be imprisoned by sin, or thrown headlong into wickedness.
909     "Moreover, by uniting their forces let the laity so remedy the institutions and conditions of the world when the latter are an inducement to sin, that these may be conformed to the norms of justice, favoring rather than hindering the practice of virtue. By so doing they will impregnate culture and human works with a moral value."
910     "The laity can also feel called, or be in fact called, to cooperate with their pastors in the service of the ecclesial community, for the sake of its growth and life. This can be done through the exercise of different kinds of ministries according to the grace and charisms which the Lord has been pleased to bestow on them."
911     In the Church, "lay members of the Christian faithful can cooperate in the exercise of this power [of governance] in accord with the norm of law." And so the Church provides for their presence at particular councils, diocesan synods, pastoral councils; the exercise of the pastoral care of a parish, collaboration in finance committees, and participation in ecclesiastical tribunals, etc.
912     The faithful should "distinguish carefully between the rights and the duties which they have as belonging to the Church and those which fall to them as members of the human society. They will strive to unite the two harmoniously, remembering that in every temporal affair they are to be guided by a Christian conscience, since no human activity, even of the temporal order, can be withdrawn from God's dominion."
913     "Thus, every person, through these gifts given to him, is at once the witness and the living instrument of the mission of the Church itself 'according to the measure of Christ's bestowal."'
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.

Senin, 18 Februari 2013

Katekismus Gereja Katolik Dalam Setahun - 131

KGK Hari ke 131

Versi Bahasa Indonesia


II. * Kaum awam beriman

897. "Yang dimaksudkan dengan awam di sini adalah semua orang beriman kristiani kecuali mereka yang termasuk golongan imam atau status religius yang diakui dalam Gereja. Jadi kaum beriman kristiani, yang berkat Baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka sendiri ikut mengemban tugas imamat, kenabian, dan rajawi Kristus, dan dengan demikian sesuai dengan kemampuan mereka melaksanakan perutusan segenap umat kristiani dalam Gereja dan dunia" (LG 31). 873

Panggilan awam

898. "Berdasarkan panggilan mereka yang khas, kaum awam wajib mencari Kerajaan Allah, dengan mengurus hal-hal yang fana dan mengatumya seturut kehendak Allah... Tugas mereka yang istimewa yakni: menyinari dan mengatur semua hal fana, yang erat-erat melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu terlaksana dan berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan Penebus" (LG 31).

899. Prakarsa para awam Kristen sangat dibutuhkan dalam usaha mencari sarana dan jalan, untuk meresapi keadaan-keadaan kemasyarakatan, politik, dan sosial ekonomi dengan tuntutan iman dan kehidupan Kristen. Tentu usaha ini termasuk kehidupan Gereja:
"Umat beriman atau lebih tepat lagi kaum awam, berdiri di garis terdepan kehidupan Gereja; melalui mereka Gereja adalah unsur kehidupan bagi masyarakat manusiawi. Oleh karena itu mereka, dan justru mereka, harus memiliki suatu keyakinan yang makin dalam, bahwa mereka tidak hanya

termasuk dalam Gereja, tetapi merupakan Gereja, artinya, persekutuan kaum beriman di dunia di bawah bimbingan Paus sebagai kepala dan para Uskup yang bersatu dengan dia. Mereka adalah Gereja (Pius XII, Wejangan 20 Pebruari 1946, dikutip dalam CL 9).

900. Kaum awam, seperti juga semua umat beriman, telah menerima dari Allah tugas kerasulan berkat Pembaptisan dan Penguatan; karena itu mereka mempunyai hak dan kewajiban, baik sendiri-sendiri maupun dalam persekutuan dengan orang lain, untuk berusaha supaya semua manusia di seluruh dunia mengenal dan menerima berita keselamatan ilahi. Kewajiban ini lebih mendesak lagi, apabila orang tertentu hanya melalui mereka dapat menerima Injil dan mengenal Kristus. Dalam persekutuan gerejani kegiatan mereka sekian penting, sehingga kerasulan pastor sering tidak dapat berkem-bang sepenuhnya tanpa mereka.
Keikutsertaan awam dalam jabatan Kristus sebagai imam

901. Kaum awam sebagai "orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dengan Roh Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan, supaya secara makin limpah menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Sebab semua karya, doa-doa dan usaha kerasulan mereka, hidup mereka selaku suami isteri dan dalam keluarga, jerih payah mereka sehari-hari, istirahat bagi jiwa dan badan mereka, bila dijalankan dalam Roh, bahkan beban-beban hidup bila ditanggung dengan sabar, menjadi kurban rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Kurban itu dalam perayaan Ekaristi, bersama dengan persembahan tubuh Tuhan, penuh khidmat dipersembahkan kepada Bapa. Demikianlah para awam pun sebagai penyembah Allah, yang di mana-mana hidup dengan suci, membaktikan dunia kepada Allah" (LG 34).1

902. Secara khusus orang-tua mengambil bagian dalam pelayanan pengudusan, "dengan hidup berkeluarga dalam semangat kristiani serta mengusahakan pendidikan kristiani anak-anak mereka" (CIC, can. 835 §4).

903. Kalau memenuhi semua persyaratan, para awam dapat dilantik untuk pelayanan tetap sebagai lektor atau akolit.2 "Di mana kebutuhan Gereja memintanya, dan bila tidak ada pelayan-pelayan rohani, juga kaum awam meskipun bukan lektor atau akolit, dapat menjalankan beberapa tugas, yakni melakukan pelayanan sabda, memimpin doa-doa liturgis, memberikan permandian, dan membagikan Komuni Suci, menurut ketentuan-ketentuan hukum" (CIC, can. 230 §3).
Keikutsertaan mereka dalam jabatan Kristus sebagai nabi

904. "Kristus Nabi Agung telah memaklumkan Kerajaan Bapa dengan kesaksian hidup maupun kekuatan sabda-Nya. Ia menunaikan tugas kenabian-Nya hingga penampakan kemuliaan sepenuhnya bukan saja melalui hierarki... melainkan juga melalui para awam"(LG35).
"Pelajaran yang membawa pertobatan kepada iman... dapat menjadi tugas setiap pengkhotbah, malahan setiap orang beriman" (Tomas Aqu., s.th. 3, 71, 4, ad 3).

905. Kaum awam melaksanakan tugasnya sebagai nabi juga melalui penginjilan, "yakni pewartaan Kristus, yang disampaikan dengan kesaksian hidup dan kata kata". Pewartaan yang dijalankan oleh kaum awam ini "memperoleh ciri yang khas dan daya guna yang istimewa justru karena dijalankan dalam keadaan-keadaan biasa dunia ini" (LG 35).

1 Bdk. LG 10.
2 Bdk. CIC, can. 230 §1.

"Kerasulan semacam itu tidak hanya terdiri dari kesaksian hidup saja. Rasul yang sejati mencari kesempatan-kesempatan untuk mewartakan Kristus dengan kata-kata baik kepada mereka yang tidak beriman... maupun kepada kaum beriman" (AA 6).1

906. Awam beriman, yang mampu dan yang berpendidikan khusus, dapat juga turut bekerja dalam pelajaran katekese,2 ilmu pengetahuan teologi,3 demikian juga dalam kerasulan media komunikasi.4

907. "Sesuai dengan pengetahuan, kompetensi, dan kedudukannya, mereka mempunyai hak, bahkan kadang-kadang juga kewajiban untuk menyampaikan kepada para gembala rohani pendapat mereka tentang hal-hal yang termasuk kesejahteraan Gereja dan untuk memberitahukannya kepada kaum beriman kristiani lainnya, tanpa mengurangi keutuhan iman serta kesusilaan dan sikap hormat terhadap para gembala, dan dengan memperhatikan manfaat umum serta martabat pribadi orang" (CIC, can. 212 §3).


Versi Bahasa Inggris

Read the Catechism: Day 131

Part1:The Profession of Faith (26 - 1065)
Section2:The Profession of the Christian Faith (185 - 1065)
Chapter3:I Believe in the Holy Spirit (683 - 1065)
Article9:"I believe in the Holy Catholic Church" (748 - 975)
Paragraph4:Christ's Faithful — Hierarchy, Laity, Consecrated Life (871 - 945)
II. THE LAY FAITHFUL
897     "The term 'laity' is here understood to mean all the faithful except those in Holy Orders and those who belong to a religious state approved by the Church. That is, the faithful, who by Baptism are incorporated into Christ and integrated into the People of God, are made sharers in their particular way in the priestly, prophetic, and kingly office of Christ, and have their own part to play in the mission of the whole Christian people in the Church and in the World."
The vocation of lay people
898     "By reason of their special vocation it belongs to the laity to seek the kingdom of God by engaging in temporal affairs and directing them according to God's will. ... It pertains to them in a special way so to illuminate and order all temporal things with which they are closely associated that these may always be effected and grow according to Christ and maybe to the glory of the Creator and Redeemer."
899     The initiative of lay Christians is necessary especially when the matter involves discovering or inventing the means for permeating social, political, and economic realities with the demands of Christian doctrine and life. This initiative is a normal element of the life of the Church:
Lay believers are in the front line of Church life; for them the Church is the animating principle of human society. Therefore, they in particular ought to have an ever-clearer consciousness not only of belonging to the Church, but of being the Church, that is to say, the community of the faithful on earth under the leadership of the Pope, the common Head, and of the bishops in communion with him. They are the Church.
900     Since, like all the faithful, lay Christians are entrusted by God with the apostolate by virtue of their Baptism and Confirmation, they have the right and duty, individually or grouped in associations, to work so that the divine message of salvation may be known and accepted by all men throughout the earth. This duty is the more pressing when it is only through them that men can hear the Gospel and know Christ. Their activity in ecclesial communities is so necessary that, for the most part, the apostolate of the pastors cannot be fully effective without it.
The participation of lay people in Christ's priestly office
901     "Hence the laity, dedicated as they are to Christ and anointed by the Holy Spirit, are marvelously called and prepared so that even richer fruits of the Spirit maybe produced in them. For all their works, prayers, and apostolic undertakings, family and married life, daily work, relaxation of mind and body, if they are accomplished in the Spirit — indeed even the hardships of life if patiently born — all these become spiritual sacrifices acceptable to God through Jesus Christ. In the celebration of the Eucharist these may most fittingly be offered to the Father along with the body of the Lord. And so, worshipping everywhere by their holy actions, the laity consecrate the world itself to God, everywhere offering worship by the holiness of their lives."
902     In a very special way, parents share in the office of sanctifying "by leading a conjugal life in the Christian spirit and by seeing to the Christian education of their children."
903     Lay people who possess the required qualities can be admitted permanently to the ministries of lector and acolyte. When the necessity of the Church warrants it and when ministers are lacking, lay persons, even if they are not lectors or acolytes, can also supply for certain of their offices, namely, to exercise the ministry of the word, to preside over liturgical prayers, to confer Baptism, and to distribute Holy Communion in accord with the prescriptions of law."
Participation in Christ's prophetic office
904     "Christ ... fulfills this prophetic office, not only by the hierarchy ... but also by the laity. He accordingly both establishes them as witnesses and provides them with the sense of the faith [sensus fidei] and the grace of the word"
To teach in order to lead others to faith is the task of every preacher and of each believer.
905     Lay people also fulfill their prophetic mission by evangelization, "that is, the proclamation of Christ by word and the testimony of life." For lay people, "this evangelization ... acquires a specific property and peculiar efficacy because it is accomplished in the ordinary circumstances of the world."
This witness of life, however, is not the sole element in the apostolate; the true apostle is on the lookout for occasions of announcing Christ by word, either to unbelievers ... or to the faithful.
906     Lay people who are capable and trained may also collaborate in catechetical formation, in teaching the sacred sciences, and in use of the communications media.
907     "In accord with the knowledge, competence, and preeminence which they possess, [lay people] have the right and even at times a duty to manifest to the sacred pastors their opinion on matters which pertain to the good of the Church, and they have a right to make their opinion known to the other Christian faithful, with due regard to the integrity of faith and morals and reverence toward their pastors, and with consideration for the common good and the dignity of persons."
Dig deeper: Scriptural and other references for today's section here.