Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Rabu, 29 Februari 2012

Bagaimana Misi Katolik di Indonesia- P Franz Magnis Suseno SJ

Tantangan Misi Gereja Katolik ???? Apakah sudah sampai pada keadaan sangat kritis? Di Indonesia, suku-suku yang tadinya secara tradisional menganut katolik pindah agama ke agama lain. Perlu prihatinkah kita? Atau kita biarkan saja?

MAJALAH HIDUP
Home » Sajian Utama 
Edisi No. 27 Tanggal 3 Juli 2011 
Franz Magnis Suseno SJ: 
Tantangan Misi di Indonesia
HIDUPKATOLIK.com - Misi Gereja Katolik dewasa ini menghadapi satu tantangan yang tidak ringan, yaitu terkait kebangkitan kembali agama-agama yang tidak akan cepat menguap begitu saja. Oleh sebab itu, banyak hal terkait misi perlu dimaknai secara baru. 

Tujuan misi, tegas Pastor Franz Magnis-Suseno SJ, bukan untuk menarik sebanyak mungkin orang menjadi Katolik karena Gereja bukan partai politik dan bukan perkumpulan fans sepak bola yang mencari pengikut.

Berikut petikan wawancara J.S. de Britto dengan Pastor Franz Magnis di ruang kerjanya, Kampus Pascasarjana STF Driyarkara Jakarta, Senin, 30/5.

Apa komentar Pastor terkait jumlah misionaris asing di Indonesia yang dari waktu ke waktu jumlahnya terus berkurang? 

Itu alami saja. Betul bahwa dalam waktu singkat misionaris dari Eropa atau Amerika yang berumur di bawah 70 tahun sudah tidak ada, tetapi itu sama sekali tidak mengherankan atau mengkhawatirkan. Gereja Katolik Indonesia mempunyai banyak panggilan, baik untuk imamat ataupun untuk hidup membiara. Selain itu, Gereja punya banyak awam yang bersemangat, sehingga tidak akan ada masalah. Gereja setempat sudah siap mengambil alih misi.

Misi dalam arti yang seperti apa itu, Pastor? 

Sesuai persepsi seluruh Gereja, misi itu bagi saya adalah usaha Gereja mempermaklumkan Injil kepada semua bangsa dan menanamkan Injil dalam umat pengikut Kristus. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa tujuan misi adalah menciptakan umat yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus dan bisa menjadi saksi Yesus. Misi itu adalah memberi kesaksian. Kesaksian membiarkan orang yang menerimanya bebas. Dan, saya adalah bagian dalam gerakan misi Katolik ini. Tentu tidak menjadi tujuan misi, yaitu untuk menarik sebanyak mungkin orang ke dalam Gereja, karena Gereja itu bukan partai politik dan bukan perkumpulan fans sepak bola yang mencari pengikut. Gereja ditugaskan untuk menjadi saksi Kristus dalam masyarakat.

Lalu, menjadi saksi Kristus yang seperti apa itu, Pastor? 

Ya. Menjadi saksi Kristus berarti menjadi saksi keindahan dan kebaikan Injil dan hidup menurut Injil. Kalau orang lalu tertarik untuk berpartisipasi dalam hidup semacam ini, artinya mau dibaptis setelah diperiksa, itu sebuah kegembiraan bagi kita. Tujuannya adalah menjadi saksi Kristus. Apakah lalu akibatnya orang mau masuk ke dalam Gereja atau tidak, itu terserah pada Roh Allah.

Gereja Katolik pada dasarnya percaya bahwa orang-orang yang tidak dibaptis bisa masuk surga kalau mereka berusaha hidup menurut suara hati mereka. Sebaliknya, bahwa orang sudah dibaptis, itu belum merupakan jaminan masuk surga karena orang yang sudah dibaptis pun bisa berdosa dan bisa bertahan dalam dosa. Maka dari itu, misi menurut paham Katolik dalam konteks ini bukan seakan-akan mati-matian mau membaptis orang, karena yang penting adalah hati orang. Yang pertama dan utama, kita harus mempunyai sikap hormat terhadap integritas spiritual seseorang. Saya gembira kalau orang dibaptis, tetapi saya juga tidak kecewa kalau orang tidak mau dibaptis.

Konkret di Indonesia, apakah hal ini akan mudah dijalankan? 

Ini tentu saja menyangkut soal tantangan. Tantangan yang dihadapi Gereja, yaitu menanggapi tanda-tanda zaman dengan tepat. Salah satu tanda-tanda zaman itu adalah kebangkitan kembali agama-agama. Dalam 40 tahun terakhir ini, kita melihat kebangkitan kembali agama-agama. Yang paling relevan di Indonesia tentu saja agama Islam. Islam yang sebelumnya seperti tidur, ketika berhadapan pada modernitas dan globalisasi, mulai mencari jati diri. Di satu sisi, ada ekspresi politik dalam partai-partai, di sisi lain, Islam dalam masyarakat mengalami pembaruan dalam arti bahwa sejak tahun 70-an umat Islam jauh lebih bersemangat daripada sebelumnya. Satu hal yang pasti, kebangkitan agama-agama tidak akan cepat menguap.

Maka dari itu, sangat penting bagi Gereja Katolik Indonesia untuk membangun hubungan yang saling percaya dengan umat Islam. Kita juga harus bisa menjelaskan kepada saudara-saudara yang bukan Kristiani apa yang dimaksud dengan misi supaya mereka tidak takut atau merasa ditipu dan sebagainya.

Johannes Sutanto de Britto

Kamis, 23 Februari 2012

Puasa ? Khas Katolik Bagaimana ?

Rekan-rekan,

Perhari ini kita menjalani jumat yang pertama di masa puasa. Di bawah ini saya baru mendapatkan dari Br. Yoanes FC tulisan mengenai puasa menurut St. Yohanes Kristosomus. Selamat menyimak.


ATURAN PUASA DARI GEREJA KATOLIK YANG DIUMUMKAN DALAM MASA PRAPASKAH TETAP HARUS DIJALANKAN KARENA ITU MINIMALNYA PUASA LAHIRIAH, DAN YANG PERLU GENCARKAN ADALAH PUASA BATINNYA SEPERTI DI URAIKAN DI BAWAH INI:

Nilai dari puasa bukan hanya terletak pada persoalan menghindari makanan-makanan tertentu, tetapi juga berhenti & melepaskan diri dari perbuatan-perbuatan dosa.

Seseorang yg membatasi puasa dengan hanya berpantang daging sesungguhnya merendahkan nilai dari puasa itu sendiri.

Apakah kamu berpuasa? Buktikanlah dgn melakukan perbuatan-perbuatan baik. Jika kamu melihat orang yg membutuhkan, berbelaskasilah kpd mereka. Jika kamu melihat temanmu ditinggikan, janganlah menjadi iri hati. Untuk puasa yang sejati, kamu tidak dapat berpuasa hanya dgn mulutmu. Kamu harus berpuasa dgn matamu, telingamu, kakimu, tanganmu & dgn seluruh anggota tubuhmu.

Berpuasalah dgn tanganmu, dgn menjaganya bersih dari keserakahan & kekotoran. Berpuasalah dgn kakimu, dgn menjaganya tdk pergi ke tempat2 yg membawamu jatuh ke dalam dosa, berpuasalah dgn matamu, dgn tidak membiarkannya melihat hal-hal yg tidak pantas.

Jika kamu menganggap puasa hanya sebagai serangkaian larangan, kamu akan semakin ingin melakukan hal-hal yg justru dapat mengancam keselamatan jiwamu. Tetapi jika kamu dpt menilai puasa sebagai sesuatu yg menyelamatkan, puasamu akan semakin berharga. Karena penilaianmu terhadap puasalah yg akan mempengaruhi perbuatanmu.

Adalah sangat bodoh, bila kamu tidak makan daging atau makan yg lain dgn alasan berpuasa, tetapi anggota tubuhmu yg lain melakukan hal-hal yg tdk benar.

Katamu, kamu tdk makan daging? Tetapi kamu membiaran telingamu mendengarkan hal-hal yg tdk benar. Tahukah kamu, kamu berpuasa dgn telingamu juga! Artinya tdk membiarkannya mendengarkan hal-hal yg cabul, perkataan-perkataan yang jahat & tdk benar tentang sesama.

Selain berpuasa dgn tdk makan makanan tertentu, mulutmu jg harus berpuasa dgn tdk membiarkannya mengeluarkan kata-kata kotor, makian, gosip, juga berbohong. Apa bagusnya bila kamu tdk makan daging sapi atau daging ayam, tetapi kamu mengigit & memangsa sesamamu manusia?

Yohanes Chrisostomus