Mengasihi Sesama

Mengasihi Sesama
Ibu Theresa dari Calcuta

Selasa, 11 Januari 2011

Perbandingan Stigmata St. Fransiskus Asisi dengan Father Pio

Di copy dari tulisan ibu Vero di millis APIK

PADRE PIO dan ST.FRANSISKUS ASSISI sama2 menerima stigmata dari Mahluk Bersinar Menyala

Baik Padre Pio maupun Santo Fransiskus Assisi menerima stigmata dari suatu mahluk yang berhubungan dengan sinar sangat amat terang. Persamaan2nya benar2 luar biasa menakjubkan, mengherankan sekali.

Pertama St.Fransiskus, menurut kabar Catholic Information Network :
"Tiba2 muncul sinar terang benderang hampir membutakan. Sepertinya langit sedang meledak dan memancarkan seluruh kemuliaannya dalam jutaan air terjun warna warni dan bintang2 dan ditengah pusaran air yang terang itu, terdapat initi pusat cahaya yang membutakan yang memancar keluar dari kedalaman langit dengan kecepatan menakjubkan, sampai tiba2 ia berhenti, diam tak bergerak dan begitu anggun, diatas sebuah batu karang didepan Fransiskus.
Itu bentuk sosok menyala, ber-api2, dengan sayap, terpaku pada sebuah salib api. Ada dua sayap menyala menghadap tegak keatas, dua lagi yang terbuka horisontal, dan dua lagi yang menutupi sosok itu. Dan luka2 pada tangan2 dan kaki dan daerah hatinya berbentuk cahaya sinar2 darah yang terang. Roman wajah berkilauan mahluk itu menunjukkan ekspresi kecantikan dan kesedihan yang supranatural.

"Itu wajah Yesus, dan Yesus berbicara."

Lalu tiba2 pancaran api dan darah muncrat dari luka2Nya dan menembusi tangan2 dan kaki2 Fransiskus dengan paku, dan hatinya tertusuk oleh sebatang lembing. Waktu Fransiskus berteriak, sebuah jeritan kebahagiaan dan kesakitan, sosok yang bernyala itu mematrikan kedalam dirinya, seakan memasuki refleksi, gambar cerminnya sendiri, dengan segala cinta kasih, keindahannya, dan duka citanya. Dan semua itu menghilang kedalam dirinya. Sebuah jeritan menggema diudara lagi. Lalu dengan paku2 dan luka2 disekujur badannya, dan dengan jiwa serta rohnya terbakar ber-api2, Fransiskus jatuh, pingsan, bergelimang dalam darahnya."

Bandingkan itu dengan kejadian Padre Pio waktu menerima stigmata :

"Saya sedang dikamar pengakuan dosa, mendadak dan tiba2 aku dihinggapi rasa takut dan teror luar biasa, melihat suatu mahluk surgawi yang menampakkan dirinya lewat mata kesadaranku," Pio bersaksi.
"Ia memegang sejenis senjata ditanganNya, sesuatu mirip2 pisau baja besar yang runcing, yang kelihatannya menyemburkan api. Persis pada detik aku melihat itu, aku melihat Pribadi itu melemparkan senjata itu ke jiwaku dengan segala kekuatanNya."

Itu tadi terjadi pada 5 Agustus 1918 dan itulah awal permulaan luka Pio disisi samping dadanya. Tangan2 dan kaki2nya baru belakangan ditembusi, yaitu tgl. 20 September. "Antara jam sembilan dan sepuluh pagi, waktu siswa2ku sedang berekreasi ditaman, aku sedang sendirian diruang paduan suara, lagi duduk dibangku yang biasanya disediakan untuk vikaris,"tulisnya. "Aku disana sedang bersyukur setelah Misa Kudus. Lalu begitu tiba2, sebuah cahaya terang benderang bersinar disekeliling mataku. Ditengah terang sinar itu tampaklah Kristus yang terluka. Dia diam, tidak bicara apapun padaku sampai kemudian menghilang lagi.

Salib yang ada diruangan itu, katanya, telah menyatukan diri, mentransformir kedalam Mahluk itu. Tangan2nya, kaki2nya dan sisi samping dada Mahluk itu terus meneteskan darah. Melihat wajah dan pandangan air muka itu begitu menakutkan (hampir2 membuat panik) Pio.
"Dari Dia itu keluarlah gelombang2 sinar dengan tombak2 nyala api yang melukai tangan2 dan kakiku. Sisi samping dadaku kan sudah terluka sejak tanggal 5 Agustus tahun yang sama."

Semua ini kami ambil dari buku yg terdokumentasi luar biasa sekali, yaitu "Padre Pio : The True Story." kata pengarangnya, Bernard Ruffin, "Pio - menurut semua laporan kejadiannya, mengalami semua tangan dan kakinya tembus berlubang dan berdarah. Ia tergeletak dilantai, dari lambungnya sangat banyak darah mengalir."

Ia menahan, menderita sakit luka2 itu selama 50 tahun. Pada saat ia meninggal, secara aneh mengherankan semua luka2 itu lenyap menghilang sendiri. (JM)